Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Bergejolak, KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga

KSSK menegaskan stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, meskipun ekonomi global bergejolak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2022). JIBI/Maria Elena
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2022). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal I/2023 tetap terjaga meskipun ekonomi global bergejolak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan terjaganya stabilitas sistem keuangan didukung seiring membaiknya berbagai indikator perekonomian domestik.

“Stabilitas sistem keuangan atau SSK untuk periode kuartal I/2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global,” katanya dalam konferensi pers KSSK yang digelar Senin (8/5/2023).

Sri Mulyani mengatakan dirinya bersama Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK Mahendra Siregar, dan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa telah menyelenggarakan rapat KSSK pada 20 April 2023.

Dalam rapat tersebut, lanjutnya, seluruh pihak menyepakati akan terus memperkuat koordinasi dan kewaspadaan terhadap perekonomian dan risiko pasar keuangan global ke depan, termasuk dalam hal ini risiko perlambatan perekonomian global dan domestik yang dinamis.

“[Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023] 2,8 persen, lebih rendah dari tahun lalu. Terutama disumbangkan dari sisi positif pembukaan ekonomi China pasca Covid 2019,” ucapnya.

Selain itu, dia mengatakan pasar tenaga kerja AS dan Eropa yang tetap ketat mengakibatkan prospek penurunan inflasi global, terutama di negara maju berjalan lambat.

Hal ini mendorong berlanjutnya pegetatan kebijakan moneter di negara maju, meskipun di negara maju diperkirakan hampir mencapai puncaknya.

“Ketidakpastian pasar keuangan global menurun sejalan dengan respons bank sentral AS [The Fed] dan Eropa dalam memitigasi kasus perbankan yang terjadi. Perkembangan ini mendorong aliran masuk modal asing dan penguatan nilai tukar ke negara berkembang, termasuk Indonesia,” ujar Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper