Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 dikisaran 4,8-5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2023 utamanya didorong oleh kinerja sektor industri manufaktur yang mulai mengalami peningkatan produksi.
Sementara berdasarkan komponen pengeluaran, Bhima mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh konsumsi domestik yang terus membaik sejalan dengan meredanya pandemi Covid-19.
Di sisi lain, imbuhnya, masih tingginya inflasi yang kemudian direspons dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023.
“Pertumbuhan di kuartal I/2023 sempat terhambat oleh inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakpastian global,” katanya kepada Bisnis, Rabu (3/5/2023).
Bhima mengatakan pada kuartal II/2023, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Pertama, kinerja ekspor yang berpotensi melambat karena koreksi harga komoditas yang cukup dalam, baik komoditas perkebunan maupun pertambangan. Kedua, realisasi investasi yang berpotensi tertunda.
"Realisasi penanaman modal tetap bruto [PMTB] akan terpengaruh oleh imbal hasil surat utang jangka pendek Amerika Serikat yang meningkat karena tingginya risiko di negara maju," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2023 pada Jumat (5/5/2023).