Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba ExxonMobil Naik Dua Kali Lipat, Didorong Peningkatan Permintaan Migas

Meskipun harga energi menurun dari level yang tinggi, perusahaan minyak seperti ExxonMobil masih mampu mencetak keuntungan besar.
ExxonMobil/Reuters-Lucas Jackson
ExxonMobil/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA - Keuntungan raksasa minyak ExxonMobil naik lebih dari dua kali lipat dalam tiga bulan pertama tahun ini, dibantu oleh peningkatan permintaan minyak dan gas.

Selain itu, langkah-langkah pemotongan biaya juga berkontribusi pada rekor laba kuartal pertama yang senilai US$11,4 miliar (£9,1 miliar), naik dari US$5,5 miliar dari setahun sebelumnya.

ExxonMobil melaporkan rekor laba kuartal pertama sebesar US$11,4 miliar atau Rp167,2 triliun, naik dari US$5,5 miliar atau Rp80,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meskipun harga energi menurun dari level yang tinggi, perusahaan minyak seperti ExxonMobil masih mampu mencetak keuntungan besar karena adanya kenaikan produksi minyak dan gas dan pemotongan biaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak lockdown Covid-19 tiga tahun lalu.

Bahkan, meski perusahaan harus membayar windfall tax sebesar US$200 juta atau Rp2,9 triliun di Eropa, perusahaan tetap berhasil mencatatkan kenaikan laba yang signifikan pada kuartal pertama.

Windfall tax sendiri mengacu pada pajak yang dikenakan pada keuntungan yang diperoleh perusahaan atau individu dari situasi atau kondisi yang tak terduga atau kebetulan, seperti naiknya harga komoditas atau aset secara tiba-tiba dan signifikan. 

Pajak ini bertujuan untuk mengambil keuntungan yang tidak diharapkan dan memberikan kontribusi keuangan yang lebih besar ke pemerintah. 

Dalam konteks raksasa minyak ExxonMobil, perusahaannya membayar windfall tax sebesar US$200 juta di Eropa, yang mungkin disebabkan oleh keuntungan yang tidak terduga yang diperoleh perusahaan di wilayah tersebut.

Faktor lain yang berkontribusi pada kenaikan laba ExxonMobil adalah pertumbuhan produksi yang kuat dari pengembangan lepas pantai dan fasilitas penyulingan baru.

Namun, seperti perusahaan energi lainnya, ExxonMobil juga menghadapi kritik tentang berapa banyak yang dikembalikan kepada pemegang saham karena harga energi yang tinggi. 

Meskipun pemegang saham akan menerima US$8,1 miliar termasuk dividen dan pembelian kembali saham senilai US$375 juta, masih ada kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan pengembalian yang cukup besar bagi para pemegang saham. 

ExxonMobil mengatakan salah satu faktor kenaikan laba perusahaan ini karena adanya pengurangan pajak sebesar US$3,4 miliar setelah pihaknya keluar dari bisnis minyak dan gas di Rusia. 

"Kami memberikan rekor kuartal pertama meskipun harga energi dan margin penyulingan sedikit melemah, kontributor terbesar pendapatan didorong oleh dimulainya pembangunan lepas pantai baru dan fasilitas penyulingan," kata kepala keuangan Kathryn Mikells dikutip dari Reuters, Sabtu (29/4/2023). 

Sementara itu, perusahaan pesaing ExxonMobil, Chevron yang juga berasal dari AS, melaporkan peningkatan laba hampir US$6,6 miliar atau Rp96,8 triliun pada kuartal pertama, naik lima persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Chevron juga membayar retribusi keuntungan energi sebesar US$130 juta atau windfall tax di Inggris. Sementara, Shell dan BP akan melaporkan hasil keuangan terbaru mereka minggu depan. 

Laporan keuangan ExxonMobil dan Chevron pun menyebutkan, keduanya mengalami kenaikan laba meskipun harga minyak dan gas yang tinggi dan penurunan margin penyulingan. 

Saat ini ExxonMobil sedang terjebak dalam kasus hukum dengan Uni Eropa terkait windfall tax baru pada perusahaan minyak, di mana ExxonMobil dan beberapa pemain lain di sektor ini menganggap pajak tersebut akan menghambat investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper