Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan inflasi di dalam negeri masih berpotensi mengalami pengangkatan sebagai dampak dari terjadinya cuaca ekstrem El Nino.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya menyampaikan bahwa meski tren inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi inti cenderung melandai, namun masih terdapat risiko lonjakan harga bahan pangan ke depan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh efek El-Nino sehingga menyebabkan musim kemarau tahun ini lebih kering.
“Kondisi tersebut dapat menyebabkan gagal panen pada sebagian komoditas pangan seperti padi dan cabai, sehingga akan mendorong kenaikan harga kelompok pangan bergejolak,” katanya kepada Bisnis, Kamiis (27/4/2023).
Untuk periode April 2023, Banjaran memperkirakan tingkat inflasi IHK akan mencapai level 114,69, atau mengalami inflasi sebesar 0,29 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahunan, IHK diperkirakan mengalami inflasi sebesar 4,28 persen (year-on-year/yoy).
Baca Juga
“Proyeksi tersebut sejalan dengan ekspektasi peningkatan aktivitas perekonomian selama periode mudik di bulan April 2023 yang akan mendorong perputaran uang di daerah,” katanya.
Perkiraan tersebut sejalan dengan hasil Survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan yang memprediksi sebanyak 123,9 juta orang atau 45,3 persen dari total penduduk Indonesia, akan melakukan mudik saat Lebaran 2023.
Di sisi lain, ketersediaan pasokan bahan pangan serta membaiknya distribusi mendorong laju inflasi cukup terkendali pada April 2023..