Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Tekanan Finansial Global, Korea Bakal Lakukan Stress Test Perbankan

Stress test akan membantu regulator dalam melakukan penilaian ketahanan bank dengan membandingkan faktor risiko potensial yang dimiliki dengan perbankan global.
Annisa Sulistyo Rini
Annisa Sulistyo Rini - Bisnis.com 24 April 2023  |  15:25 WIB
Tekanan Finansial Global, Korea Bakal Lakukan Stress Test Perbankan
Bendera Korea Selatan - Edarabia

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator Korea Selatan berencana melakukan uji ketahanan atau stress test pada industri perbankan yang sejalan dengan standar internasional untuk penguatan stabilitas sistem keuangan.

Dilansir Bloomberg, Senin (24/4/2023), Pengawas Jasa Keuangan Korea dan Bank Sentral Korea (Bank of Korea/BoK) akan berkolaborasi untuk melakukan pengujian berdasarkan pedoman Komite Basel dan Dewan Stabilitas Sistem Keuangan.

Stress test tersebut akan menganalisa kecukupan modal bank-bank domestik serta mengestimasi potensi kerugian dan pengaruh dari lembaga keuangan asing.

Sebagaimana diketahui, banyak negara yang mencermati kondisi perbankan global usai ambruknya beberapa bank regional di Amerika Serikat dan pengambilalihan darurat Credit Suisse Group AG pada bulan lalu.

Stress test ini akan membantu regulator dalam melakukan penilaian ketahanan bank domestik dengan membandingkan faktor risiko potensial yang dimiliki dengan perbankan global.

Sementara itu, ekonomi Korea Selatan diperkirakan mendekati resesi pada awal tahun ini karena pertumbuhan global yang lebih lambat menghambat ekspor dan pelemahan mata uang meningkatkan biaya impor negara tersebut.

Para ekonom merevisi turun ekspektasi pertumbuhan ekonomi Negeri Gingseng kuartal I/2023 dari periode tiga bulan sebelumnya menjadi hanya 0,1 persen.

Angka tersebut turun dari perkiraan 0,3 persen pada survei sebelumnya dan mengikuti kontraksi pada tiga bulan terakhir tahun lalu. Dua kuartal berturut-turut dari kontraksi ekonomi biasanya dilihat sebagai resesi teknis.

"Pada kuartal pertama, terutama di bulan Maret kami melihat melemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) selain dari China, jadi di mana-mana permintaan melambat," kata ekonom di Nomura Holdings Inc Jeong Woo Park.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

korea selatan perbankan stress test
Editor : Annisa Sulistyo Rini

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top