Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tahan Suku Bunga Acuan Pinjaman 8 Bulan Beruntun

China menahan Suku bunga dasar kredit satu tahun pada 3,65 persen, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 4,30 persen.
Bendera China berkibar di konsulat China  Bloomberg/ Getty Images
Bendera China berkibar di konsulat China Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - China mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya dan tidak berubah selama delapan bulan berturut-turut sesuai dengan perkiraan, karena pemulihan ekonomi mengurangi kebutuhan akan dukungan moneter.

Ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal I/2023, seiring dengan berakhirnya pembatasan ketat covid-19 yang memulihkan bisnis dan konsumen dari gangguan pandemi selama dua tahun.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (20/4/2023), Suku bunga dasar kredit satu tahun dipertahankan pada 3,65 persen, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 4,30 persen.

Ahli strategi suku bunga di OCBC Bank Frances Cheung mengatakan meskipun mereka tidak mengesampingkan penurunan suku bunga tahun ini karena biaya pendanaan bank telah turun, hal ini juga dipengaruhi tidak adanya kebutuhan mendesak sehingga tak melakukannya.

"Terlepas dari itu, kami mempertahankan bias kenaikan suku bunga CNY selama tahun ini karena pemulihan pertumbuhan." tuturnya.

Para trader dan analis mengatakan LPR yang stabil juga terjadi setelah People's Bank of China (PBOC) meningkatkan dukungan likuiditas untuk perekonomian, memperpanjang pinjaman kebijakan jangka menengah yang jatuh tempo dengan penawaran uang tunai yang lebih tinggi di awal minggu ini, sambil mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) sekarang berfungsi sebagai panduan untuk LPR. Pasar umumnya menggunakan suku bunga kebijakan jangka menengah sebagai indikasi kemungkinan perubahan pada acuan suku bunga pinjaman.

Namun, beberapa analis mengatakan data ekonomi kuartal I/2023 yang optimis menutupi kelemahan yang mendasari permintaan rumah tangga dan eksternal, yang menunjukkan  stimulus mungkin masih diperlukan.

"Para pembuat kebijakan mungkin akan mempertahankan kebijakan fiskal yang proaktif dan kebijakan moneter yang berhati-hati, sementara langkah-langkah struktural mungkin akan diadopsi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut," ujar pakar strategi pasar global di J.P. Morgan Asset Management Chaoping Zhu.

Chaoping mengungkapkan kemungkinan akan ada pemotongan suku bunga deposito dan LPR 5 tahun, untuk menurunkan biaya pendanaan dan mendukung pinjaman bisnis jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper