Bisnis.com, JAKARTA – Kendati melanjutkan tren positif selama 35 bulan beruntun, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2023 merupakan yang terkecil sejak Mei 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$2,91 miliar pada Maret 2023. Surplus didapatkan dari nilai ekspor sebesar US$23,50 miliar dan impor mencapai US$20,59 miliar.
Meski demikian, surplus pada Maret 2023 menjadi yang terkecil sejak Mei tahun lalu di mana surplus nilai perdagangan Indonesia kala itu sebesar US$2,9 miliar.
Selain itu, BPS mencatat perolehan surplus tersebut juga jauh lebih rendah jika dikomparasikan dengan periode Maret 2022 (year-on-year/yoy) yang mengantongi surplus US$4,53 miliar.
“Surplus perdagangan menyempit ke level terkecil sejak Mei 2022 karena lemahnya kinerja ekspor yang berkontraksi lebih dari yang diperkirakan,” ujar Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Bisnis, Senin (17/4/2023).
Faisal menilai melemahnya kinerja ekspor Indonesia disebabkan oleh turunnya harga komoditas. Hal ini terjadi di tengah lesunya permintaan global, yang diikuti dengan tingginya tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga secara berkelanjutan.
Baca Juga
Dia memperkirakan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia cenderung menyusut, terutama pada semester II/2023. Akan tetapi, surplus perdagangan diperkirakan dapat bertahan lebih lama lantaran harga komoditas akan turun secara bertahap.
“Penurunan harga komoditas akan lebih bertahap karena dibukanya kembali ekonomi China, pemangkasan produksi minyak OPEC+, turunnya produksi beberapa komoditas di tengah tingginya kemungkinan El Nino pada tahun ini dan redanya krisis energi global,” pungkasnya.
BPS mencatat total nilai ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai US$23,5 miliar atau turun 11,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pelemahan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 4,76 persen secara tahunan, sementara ekspor nonmigas terkontraksi 11,70 persen yoy.
Sementara itu, impor Indonesia per Maret 2023 naik 29,33 persen secara bulanan menjadi US$20,59 miliar. Dari jumlah ini, impor migas mencapai US$3,02 miliar atau naik 25,28 persen mtm, sementara impor nonmigas naik 30,05 persen mtm menjadi US$17,57 miliar.
Namun, secara tahunan, kinerja impor Indonesia Maret 2023 terkontraksi sebesar 6,26 persen. Perinciannya impor migas turun 13,67 persen yoy, sedangkan nonmigas 4,86 persen yoy.
Berikut data neraca nilai perdagangan Indonesia selama Maret 2022 – Maret 2023