Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Peternak karena Harga Ayam Jatuh, Ini Respons Bapanas

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya dalam beberapa hari terakhir telah berkeliling ke sejumlah daerah mengenai keluhan para peternak ayam.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya dalam beberapa hari terakhir telah berkeliling ke sejumlah daerah mengenai keluhan para peternak ayam. /Bisnis-Endang Muchtar
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya dalam beberapa hari terakhir telah berkeliling ke sejumlah daerah mengenai keluhan para peternak ayam. /Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) berharap harga ayam kembali terdongkrak seiring dengan adanya penyerapan ayam oleh pemerintah, lewat program bantuan sosial (Bansos) berupa telur dan daging ayam untuk keluarga berisiko stunting (KRS) yang mulai berjalan hari ini, Sabtu (15/4/2023).

Hal tersebut menjawab keluhan peternak mandiri yang kembali melakukan demonstrasi mengenai harga ayam yang kini jauh di bawah ongkos produksi di depan Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat kemarin (14/4/2023).

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya dalam beberapa hari terakhir telah berkeliling ke sejumlah daerah mengenai keluhan para peternak ayam, baik telur maupun daging. Menurutnya, permasalahan para peternak tersebut selain akses pasar, yakni terkait besarnya biaya produksi terutama di pakan yang mayoritas bahannya jagung.

Dia mengungkapkan, ke depan Bulog akan segera melakukan pengadaan jagung yang terjangkau untuk peternak mandiri. Dengan harga pakan yang stabil, pendapatan peternak akan menjadi lebih baik.

“Kemudian pakan ternak lain yakni konsentrat itu juga Bapanas akan mengatur regulasi agar pakan ternak itu gak boleh naik turun naik turun, kadang harganya Rp9.000, Rp10.000. Kita mau lock. Misalnya harga Rp8.000 jadi yah Rp8.000, biaya produksi tadi jadi lebih baik. Itu nanti tugas Bulog dan ID Food,” ujar Arief, Sabtu (15/4/2023).

Arief menambahkan, upaya lain agar kesejahteraan peternak meningkat yaitu dengan penyerapan ayam oleh pemerintah, seiring dengan Bansos berupa telur dan daging ayam untuk keluarga berisiko stunting (KRS) yang mulai dijalankan hari ini, Sabtu (15/4/2023)

Menurut dia, penyaluran bantuan tahap awal ini diberikan kepada 78.000 KRS yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Barat. Bantuan yang disalurkan terdiri dari daging ayam ukuran 1 ekor karkas atau sekitar 0,9 hingga 1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.

“Fungsinya begini, pada saat peternak kecil itu punya over production yang tidak diserap dengan harga yang baik, maka Pak Presiden meminta BUMN pangan ID Food termasuk Bukog untuk melakukan serapan. Jadi kalau misal harga gabah jatuh, tugasnya bulog. Kalau harga ayam jatuh tugasnya ID Food,” jelas Arief.

Lebih lanjut, dia menuturkan, ayam dan telur peternak nantinya akan diserap oleh pemerintah lewat ID Food. Jika program bansos tersebut terus berjalan, program ini nantinya diharapkan akan membuat ekosistem baru yang lebih baik mulai dari produksi, stok, kemudian ke hilir.

“Linknya sudah. Petani peternak nanti akan mendapatkan harga sesuai HAP [harga acuan pemerintah]. Di hilir sudah ada cap market,” ucap Arief.

Meski demikian, dia mengingatkan agar para peternak mandiri terlebih dahulu memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) agar hasil produksinya bisa terserap. Menurut Arief, syarat tersebut tidak sulit, asalkan peternak mampu menjaga kebersihan kandanganya dengan baik.

“Misalnya kandangnya harus bersih, fesesnya [kotoran] kalau telur itu enggak boleh banyak. Gak susah kok, memang harus naik kelas,” tutur dia.

Namun, apabila peternak belum mempunya NKP, Arief menyatakan nantinya peternak tersebut akan dikoneksi dengan koperasi peternak ayam yang sudah lengkap secara administrasinya.

“Nah, nanti dia ngelink sama koperasi. Jadi kalau di Blitar misalnya ada koperasi Putra Blitar. Mereka di sana kerjasama dengan kita, NKP-nya sudah ada, dia akan mengkoordinir beberapa kandang. Tetap, jadi nanti akan disortir oleh teman-teman koperasi yang sudah ada. Terus kemudian diserap, sehingga nanti harga di tingkat produsen atau peternak itu akan baik,” ungkap Arief.

Sebelumnya, Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), Alvino Antonio mengatakan alasan pihaknya kembali melakukan demonstrasi ke Kemendag adalah tak kunjung naiknya harga ayam di tingkat peternak. Padahahl, harga ayam di hilir atau pasar selalu tinggi.

Menurutnya, hampir setahun ini peternak masih menderita kerugian, yang ditandai dengan bertahannya harga ayam hidup masih dibawah Harga Pokok Produksi (HPP) yakni Rp17.000-Rp19.000 per kg. Saat ini, melansir data Kemendag, harga ayam ras rata-rata secara nasional Rp34.000 per kg dan di DKI Jakarta Rp37.000 per ekor.

“Posisi harga ayam hidup di kandang saat ini mencapai Rp17.00 – 19.000 per kg. Padahal Harga Acuan Pemerintah (HAP) Peraturan Badan Pangan Nasional [Perbadan No. 5 Th. 2022] Rp21.000 – Rp23.000 per kg. Jadi harga ayam hidup keluar jalur HAP. Hingga sampai saat ini tidak ada perlindungan dari pemerintah secara regulasi,” ucap Alvino kepada Bisnis, Sabtu (15/4/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper