Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat okupansi di sektor ritel telah memasuki era pemulihan. Namun, kondisi tersebut tidak seiring dengan harga sewa ruang ritel yang saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan harga sewa prapandemi.
Berdasarkan data Colliers Indonesia, okupansi pusat perbelanjaan di Jabodetabek masih berada di bawah 70 persen pada kuartal I/2023. Adapun, rata-rata hunian mal di Jakarta masih berada di angka 69 persen. Sementara itu, rata-rata hunian mal di Bodetabek yakni sebesar 68,8 persen.
Senior Associate Director Colliers, Ferry Salanto, mengatakan rendahnya tingkat okupansi ruang ritel saat ini disebabkan oleh kinerja dari setiap tipe dari shopping center yang tidak merata.
"Inilah yang terjadi, kalau kita lihat tingkat okupansi [antara mal kelas atas dan menengah bawah] cukup jomplang. Kalau kita lihat, kinerja mal-mal pusat premium, tingkat okupansinya tidak sedrop ini, tapi cenderung lebih landai," kata Ferry, dikutip Senin (10/4/2023).
Jika dibandingkan dengan kinerja tingkat hunian prapandemi yakni pada kuartal keempat 2019, rata-rata okupansi mal di Jakarta yakni 79,8 persen dan di Bodetabek 78,5 persen.
Dalam laporannya, kinerja tingkat hunian pusat perbelanjaan untuk kelas menengah atas dan premium cukup tinggi pada kuartal I/2023, di mana masing-masing berada di 79,3 persen dan 84,5 persen.
Baca Juga
Dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah, tingkat hunian berada di 65,9 persen untuk kelas menengah dan 47 persen untuk menengah bawah.
Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di bawah tingkat hunian pada kuartal IV/2019 atau sebelum masa pandemi. Kala itu, kelas premium berada di level 91 persen, kelas atas 90,4 persen, menengah 77,6 persen, dan menengah bawah 66,3 persen.
Menurut Ferry, tingkat hunian mal-mal kelas menengah ke bawah yang masih rendah tersebut salah satunya dipicu oleh tipikal dari bisnis mereka yang cenderung tidak bisa dinamis dalam melihat tren pusat perbelanjaan.
Di sisi lain, mal-mal kelas atas dan premium lebih berani untuk mengeluarkan modal untuk merenovasi ataupun memberikan tampilan yang lebih segar, bahkan mengganti tenant atau penyewa yang dianggap lebih mampu menarik banyak pengunjung.
Tak hanya dari segi okupansi, harga sewa ruang ritel pun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tarif sewa sebelum pandemi.
Rata-rata harga sewa ritel di Jakarta saat ini yakni Rp563.428 per meter persegi, sementara pada kuartal IV/2019 yakni sebesar Rp609.003 per meter persegi. Namun, dari sisi service charge, tarif yang berlaku pada kuartal pertama 2023 lebih tinggi yakni Rp153.519 per meter persegi, dibandingkan dengan prapandemi Rp145.784 per meter persegi.
Perbandingan Harga Sewa Ritel di Mal Jabodetabek
Jakarta
- Premium: Q4 2019 tarif sewa Rp1,4 juta per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp1,3 juta per meter persegi.
- Middle Upper: Q4 2019 tarif sewa Rp783.127 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp800.369 per meter persegi.
- Middle: Q4 2019 tarif sewa Rp462.826 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp382.282 per meter persegi.
- Middle Lower: Q4 2019 tarif sewa Rp279.598 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp260.669 per meter persegi.
Greater Area
- Bogor: Q4 2019 tarif sewa Rp347.493 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp367.529 per meter persegi.
- Depok: Q4 2019 tarif sewa Rp330.453 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp320.361 per meter persegi.
- Tangerang: Q4 2019 tarif sewa Rp434.002 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp398.993 per meter persegi.
- Bekasi: Q4 2019 tarif sewa Rp390.947 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp383.812 per meter persegi.