Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Kunjungan Mal Meningkat, Harga Sewa Ritel Bakal Naik

Kemungkinan penyesuaian harga sewa di mal masih akan terjadi tahun ini terutama pada beberapa kelas tertentu.
Mal Kota Kasablanka, salah satu pusat perbelanjaan yang dimiliki PT Pakuwon Jati Tbk./pakuwonjati.com
Mal Kota Kasablanka, salah satu pusat perbelanjaan yang dimiliki PT Pakuwon Jati Tbk./pakuwonjati.com

Bisnis.com, JAKARTA - Okupansi tenant ritel di pusat perbelanjaan atau mal tampak meningkat, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Hal ini mendorong potensi kenaikan harga sewa ruang ritel pada semester pertama 2023.

Berdasarkan Jakarta Property Highlight yang dirilis Knight Frank, tingkat okupansi ruang ritel di Jakarta tumbuh tipis dari 78,52 persen di semester I/2022 menjadi 78,8 persen pada semester II/2022.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan pertumbuhan okupansi juga diiringi dengan peningkatan tarif sewa sebesar 1,9 persen (year-on-year/yoy). Adapun, peningkatan tarif sewa ini di antaranya terjadi karena adanya peningkatan biaya operasional.

"Kemungkinan penyesuaian harga masih akan terjadi di tahun ini terutama pada beberapa kelas tertentu (middle-up), meskipun pengelola ritel akan lebih hati-hati jika harus menetapkan peningkatan harga," kata Syarifah kepada Bisnis, Rabu (22/3/2023).

Laporan Jakarta Property Highlight juga menyebutkan bahwa pada semester II/2022, tipe ritel sewa memiliki rerata hunian sebesar 82,26 persen dari total pasokan eksisting sebesar 3.248.712 meter persegi. Sementara, ruang kosong pada ritel tipe sewa masih tersedia sebanyak 576.284 meter persegi.

Di sisi lain, rerata hunian pada tipe ritel strata-title yakni 72,13 persen dari total pasokan sebesar 1.675.199 meter persegi dan ruang kosong yang tersisi yakni sebesar 1.043.242 meter persegi.

Adapun, kenaikan terjadi di rerata harga sewa dan service charge yang naik sekitar 1,24 persen menjadi Rp751.351 per meter persegi.

"Pencabutan kebijakan PPKM dan pertumbuhan ekonomi yang positif membawa optimisme bagi performa ritel secara umum. Kondisi ini direfleksikan melalui peningkatan pengunjung mal pada akhir tahun lalu," ujarnya.

Sejalan dengan kondisi tersebut, Syarifah menerangkan sejumlah tenant potensial yang menyerap ruang ritel tahun lalu yakni didominasi oleh sektor food and beverage, beauty and lifestyle, arcade space, dan fashion.

"Dapat diproyeksikan bahwa sektor yang menawarkan in-person shopping akan terus melakukan ekspansi pada ruang ritel pada tahun ini dan beberapa tahun ke depan," tandasnya.

Senada, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan pada 2023 tarif sewa maupun biaya maintenance akan meningkat sesuai proyeksi tingkat inflasi.

"Itu minimalnya, karena jika pengelola mal ingin menaikkan tarif sewa, angka yang bisa diterima oleh penyewa adalah yang sesuai dengan laju inflasi," kata Ferry kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, kenaikan lebih dari laju inflasi dapat terjadi jika mal tersebut memiliki kinerja yang baik dan tingkat kunjungannya tinggi. Ferry melihat kenaikan tarif ini merupakan kondisi yang wajar.

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 para pengelola pusat perbelanjaan harus menahan kenaikan sekaligus menanggung defisit operasional. Dia juga meyakini dengan kenaikan tarif tersebut tidak akan membebani tenant.

"Tenant tidak akan ada masalah selama kinerja mal menjadi lebih baik dan jumlah traffic juga meningkat," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper