Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Properti Lirik Beli Listrik Hijau REC

Beberapa korporasi properti yang sudah membeli REC yaitu Sinar Mas Land mencakup PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS).
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) - Dok. Kementerian ESDM
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) - Dok. Kementerian ESDM

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengungkap sejumlah pengembang properti potensial yang menunjukkan ketertarikannya untuk menggunakan listrik hijau melalui produk Renewable Energy Certificate (REC). 

Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN, Abdul Farid mengatakan beberapa korporasi yang sudah membeli REC di sektor properti yaitu Sinar Mas Land mencakup PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS). 

Selain itu, anak usaha PT Surya Semesta Internusa (SSIA) yaitu PT Suryacipta Swadaya selaku pengembang kawasan industri, Suryacipta Karawang dan Subang Smartpolitan. 

"Intinya beberapa pengembang sudah mulai menunjukkan keseriusannya pada kami baik secara konsep REC ini atau lebih serius lagi ke dedicated power plants, untuk bekerja sama mewujudkan net zero emission 2060," kata Farid kepada wartawan, dikutip Rabu (22/3/2023).

Farid menerangkan, masih ada pengembang lain yang tengah dalam diskusi intens namun masih didukung tahap formalisasi untuk sampai pada perjanjian Memorandum of Understanding (MoU). 

Di samping itu, PLN mengklaim telah menjual 500.000 unit REC kepada 316 pembeli korporat per Februari 2022. Adapun, sektor industri yang paling banyak menyerap produk REC. 

Pada Selasa, (21/3/2023) kemarin, PLN baru saja menyerahkan sertifikat REC kepada Sinar Mas Land pada sejumlah propertinya yaitu Sinar Mas Land Plaza Thamrin, Sinar Mas Land Plaza BSD City, My Republic Plaza BSD City, Green Office Park 1 BSD City, dan Green Office Park 9 BSD City.

Farid menerangkan pemanfaatan REC sejalan dengan misi perusahaan untuk melakukan transisi energi bersih. Pasalnya, berdasarkan laporan Climate Transparency: Laporan Membandingkan Aksi Iklim G20 Menuju Zero Net tahun 2021, sektor bangunan menyumbang 39 persen dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim yang bersumber dari pembakaran bahan bakar untuk pembangunan hingga jaringan listrik dan peralatan rumah tangga.

"REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," jelasnya.  

Lebih lanjut, dia menerangkan, saat ini ada 4 pembangkit PLN yang siap menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berada di sistem kelistrikan Jawa Madura Bali dengan kapasitas 110 MW. 

Kemudian, PLTP Lahendong dengan kapasitas 130 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sulawesi dengan kapasitas 80 MW dan PLTP Ulubelu yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumatera berkapasitas 110 MW.  

"Kami berharap kerja sama ini dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan pemanfaatan listrik yg bersumber dari energi baru dan terbarukan di bidang properti di Indonesia," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper