Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diskon Besar-besaran Tesla Picu Perang Harga Mobil Listrik di China

Keputusan Tesla memberikan diskon besar diikuti oleh banyak merek mobil listrik di China.
Tesla Model 2. /electricvehicleweb.in
Tesla Model 2. /electricvehicleweb.in

Bisnis.com, JAKARTA — Strategi Tesla memangkas margin keuntungan dengan memberikan diskon besar menghadapi tantangan. Pasalnya produsen mobil listrik di China ikut memangkas harga.

Mengutip dari Reuters pada Minggu (2/4/2023), analisis yang dikumpulkan Refinitiv menunjukan Tesla kemungkinan telah mengirim 430.000 unit mobil kepada konsumen pada kuartal I/2023. Angka ini naik 6 persen dari kuartal sebelumnya, dan naik 39 persen secara tahunan.

Para analis memperkirakan Tesla akan menurunkan harga lebih lanjut karena banyak produsen mobil telah mengikuti penurunan harga dan kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi masih ada.

"Dengan Tesla yang kemungkinan akan terus meningkatkan produksi di Austin dan Berlin, pasokan tambahan kemungkinan akan mendorong penurunan harga lebih lanjut," kata analis Barclays, Dan Levy.

Di AS, Tesla telah memangkas harga kendaraan listriknya sebanyak 20 persen, dengan harga yang lebih rendah membuat lebih banyak kendaraan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar US$7.500 per mobil.

Sebagaimana diketahui, Departemen Keuangan AS meluncurkan aturan pajak EV yang akan mengurangi kredit pajak pada beberapa model, dengan aturan yang akan mulai berlaku pada 19 April. Tesla mengatakan kredit akan dikurangi untuk mobilnya yang paling murah, Model 3.

Adapun, China Merchants Bank International melaporkan penjualan ritel Tesla mencapai 106.915 unit pada tahun ini hingga 19 Maret. Pemotongan harga Tesla di China memicu perang harga, dengan kompetitornya di China termasuk BYD dan Xpeng ikut menurunkan harga.

Tesla memperkirakan kenaikan volume produksi sebesar 37 persen pada 2023 menjadi 1,8 juta kendaraan, turun dari 2022 yang mencapai 40 persen.

Elon Musk mengatakan pengiriman 2023 dapat mencapai 2 juta kendaraan, jika tidak ada gangguan eksternal.

Sementara itu, saham Tesla melonjak lebih dari 65 persen sepanjang tahun ini di tengah harapan bahwa perusahaan akan memenangkan perang harga yang dimulai, meskipun sahamnya masih turun lebih dari 50 persen dari puncaknya di US$ 414 pada November 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper