Bisnis.com, JAKARTA - Bed Bath & Beyond Inc berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.300 orang dari total karyawan di New Jersey, termasuk di jaringan diskon kesehatan dan kecantikan Harmon.
Rencana PHK ini dilakukan menjelang perubahan undang-undang (UU) ketenagakerjaan di negara bagian Amerika Serikat (AS) pada April yang mewajibkan perusahaan-perusahaan yang memiliki 100 karyawan atau lebih untuk memberitahukan kepada karyawan mereka 90 hari sebelum penutupan pabrik dan pemangkasan massal, dan bukan 60 hari.
Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (25/3/2023) pihak Bed Bath & Beyond menyampaikan bulan lalu mereka berencana untuk mengumpulkan dana sekitar US$1 miliar, melalui penawaran saham preferen dan waran, untuk menghindari kebangkrutan.
Pada Januari, peritel ini menyampaikan akan memberhentikan lebih banyak karyawan untuk mengurangi biaya, setelah tahun lalu mengumumkan akan memangkas 20 persen tenaga kerja perusahaan dan rantai pasokannya.
Keputusan ini memperpanjang sulitnya menjalankan usaha di tengah krisis ekonomi.
Adapun sebelumnya Neiman Marcus, peritel barang mewah asal Amerika Serikat, melakukan PHK terhadap 500 karyawan atau sekitar 5 persen dari total tenaga kerja perusahaan tersebut.
Baca Juga
Keputusan PHK tersebut dilakukan lantaran jaringan departemen store mewah ini ingin memangkas pengeluaran. Perusahaan ini juga mengatakan bahwa Chief Product and Technology Officer Bob Kupbens akan mengundurkan diri dari posisinya. Presiden Neiman Marcus Ryan Ross akan memimpin divisi pengembangan grup tersebut.
Kemudian, Presiden Department Store Bergdorf Goodman Darcy Penick akan mengambil alih kepemimpinan di tingkat grup untuk organisasi NMG Product & Technology. Pemangkasan karyawan ini memperpanjang daftar PHK massal pebisnis retail di masa sulit.