Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Raksasa Ritel AS Walmart PHK 200 Karyawan, Ini Alasannya

Walmat telah meminta para pekerja bersiap mencari pekerjaan lain dalam kurun waktu 90 hari. 
Afiffah Rahmah Nurdifa
Afiffah Rahmah Nurdifa - Bisnis.com 24 Maret 2023  |  14:12 WIB
Raksasa Ritel AS Walmart PHK 200 Karyawan, Ini Alasannya
Walmart - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan ritel multinasional Amerika Serikat (AS), Walmart Inc., baru saja memangkas 200 pekerja dari pusat pemenuhan pesanan e-commerce di Pedricktown, New Jersey.

Dikutip dari Reuters, Jumat (24/3/2023), Juru Bicara Walmart mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berlanjut di 4 lokasi lain yang akan berdampak pada ratusan pekerja. Pihak Walmat telah meminta para pekerja bersiap mencari pekerjaan lain dalam kurun waktu 90 hari. 

"Kami baru-baru ini menyesuaikan tingkat staf di [pusat pemenuhan] kami di pasar tertentu untuk lebih mempersiapkan kebutuhan pelanggan di masa depan," kata Walmart dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Jumat (24/3/2023). 

Menurut Jubir Walmart, PHK dilakukan agar perusahaan dapat mengurangi atau menghilangkan shift malam dan akhir pekan pada lokasi-lokasi tersebut. Meski melakukan PHK, pihaknya berupaya memberikan kesempatan pekerjaan di lokasi lain.

Di samping itu, Walmart tidak memberikan jumlah karyawan yang akan terkena dampak, raksasa ritel AS itu masih belum yakin akan memberhentikan permanen atau akan mempekerjakan kembali. 

"Keputusan ini tidak dibuat dengan mudah, dan kami bekerja sama dengan rekanan yang terkena dampak untuk membantu mereka memahami pilihan karir apa yang mungkin tersedia di lokasi Walmart lainnya," tambahnya. 

Menurut laporan New York Post, PHK terjadi setelah Walmart agresif berekspansi dan melakukan investasi besar terhadap jaringan e-commerce. Untuk diketahui, perusahaan ini memiliki sekitar 5.000 lokasi di AS dan merupakan perusahaan ritel swasta terbesar di negara itu, dengan perkiraan 1,7 juta pekerja.

Walmart dianggap sebagai pemimpin industri ritel karena skalanya yang besar dan jejak toko nasional. Di sisi lain, banyak pengecer yang kini menghadapi krisis keuangan karena inflasi yang berkepanjangan menggerogoti margin.

Pada bulan Februari, Walmart memperkirakan pertumbuhan penjualan toko yang sama di lokasi AS hanya 2 persen hingga 2,5 persen pada tahun fiskal 2024 atau turun dari 6,6 persen tahun sebelumnya.

PHK di Walmart, pemimpin ritel karena ukurannya, bisa menjadi pertanda gejolak lebih lanjut dalam ekonomi AS, yang diprediksi oleh banyak ekonom dapat memasuki resesi tahun ini.

Menurut laporan Challenger, Gray and Christmas pada Maret 2023, ketakutan akan resesi yang akan datang telah menyebabkan pengecer mengumumkan 17.456 PHK sepanjang tahun 2023 ini. 

Sebelumnya, CEO Walmart Doug McMillon mengatakan dia berencana untuk meningkatkan investasi dalam teknologi otomasi sebagai bagian dari anggaran belanja modal lebih dari US$15 miliar tahun ini.

Namun, Walmart kini tampak bergabung dengan perusahaan lain yang telah memangkas pekerjaan dalam beberapa waktu karena prospek ekonomi yang memburuk dan lonjakan suku bunga selama setahun.

Perekonomian AS telah berada di bawah tekanan lebih lanjut dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran tentang stabilitas bank-bank regional menyusul ledakan tiba-tiba Silicon Valley Bank dan Signature Bank of New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

walmart protes walmart PHK Massal ritel ritel modern
Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top