Bisnis.com, JAKARTA - Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) diperkirakan masih akan menjadi titik kemacetan pada saat arus mudik dan arus balik Lebaran pada tahun ini. Pemerintah menyiapkan antisipasi untuk memastikan kelancaran lalu lintas pada titik tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Jalan Tol Cipali menjadi sumber kemacetan pada saat arus mudik Lebaran karena jumlah jalurnya yang sedikit. Pasalnya, dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 66 terdapat 4x4 jalur yang dapat dimanfaatkan, sedangkan setelah KM 66 jalur yang tersedia hanya 2x2 lajur.
Untuk itu, pemerintah memprediksi akan terjadi penumpukan kendaraan pada titik tersebut akibat mengerucutnya lajur.
"Jalur Cipali akan jauh lebih ketat, Korlantas bersama dengan kami sudah menetapkan suatu rekayasa lalu lintas yang lebih terukur dari yang sebelumnya," ujar Menhub dalam keterengan persnya di Kantor Presiden, Jumat (24/3/2023).
Budi menjelaskan, pihaknya bersama dengan Korlantas Polri dan badan usaha jalan tol telah membuat perhitungan terkait dengan volume to capacity (V/C) ratio yang menjadi basis acuan dalam penerapan rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Cipali.
Dia mengungkapkan, v/c ratio yang ditetapkan di Jalan Tol Cipali berada pada level 0,6. Apabila v/c ratio telah menyentuh 0,8, maka atas diskresi Korlantas akan dilakukan rekayasa lalu lintas.
Baca Juga
"Jadi jumlah kapasitas dan volume yang lewat harus 0,6, kalau di atas 0,6 sudah tersendat, kalau 1 itu macet," katanya.
Budi mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan rekayasa lalu lintas satu arah, contra flow, dan juga ganjil-genap sebagai opsi terakhir yang akan diterapkan.
Di samping itu, tempat istirahat tambahan telah dibangun di Jalan Tol Cipali untuk mengantisipasi lonjakan saat arus mudik.
"Ada tambahan beberapa tempat di Cipali dan di Merak, dan kantong-kantong," ungkapnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menjelaskan, rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan nantinya akan disesuaikan dengan v/c ratio pada saat periode arus mudik.
Menurutnya, jika v/c ratio menyentuh level 0,7, maka rekayasa lalu lintas contra flow akan diterapkan. Namun, jika kepadatan lalu lintas masih belum terurai atau angka v/c ratio terus meningkat, maka rekayasa lalu lintas satu arah akan diterapkan.
"Jadi kita sangat dinamis, kalau kemarin kan ditetapkan harinya, tapi kalau sekarang itu bukan berdasarkan harinya, jadi berdasarkan data yang di-collect oleh badan usaha jalan tol yang kita kirimkan ke Korlantas," jelasnya.