Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menteri Perhubungan) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa terdapat 123 juta orang yang diperkirakan akan melakukan mudik pada libur Lebaran 2023.
Hal ini dia sampaikan usai melaporkan potensi kenaikan jumlah pemudik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas soal arus mudik di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
"Kami melaporkan bahwa terjadi satu kenaikan jumlah saudara-saudara kita yang mudik, dari 85 juta menjadi 123 juta orang pada tahun ini," katanya dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Lebih lanjut, dia memerinci untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) jumlah pemudik juga ditaksir bertambah dari 14 juta orang menjadi 18 juta.
"Artinya, terjadi kenaikan 47 persen untuk nasional dan 7 persen untuk Jabodetabek," katanya.
Dia melanjutkan, prediksi tersebut disampaikan melalui riset pendataan pemudik yang dilakukan dengan margin of error kurang dari 5 persen. Adapun, Budi mengatakan bahwa pemudik akan menggunakan alat transportasi, seperti kapal laut, kereta api, pesawat udara, serta jalur darat dengan mobil atau motor.
Baca Juga
"Untuk udara, kereta, dan laut, relatif manageable (mudah diatur) karena ketiga matra itu menggunakan sarana yang menggunakan ticketing sehingga bisa kita kontrol siapa yang beli, jumlahnya, dan sebagainya," jelasnya.
Kendati demikian, dia mengaku, untuk jalur darat yang menggunakan kendaraan pribadi, diperlukan suatu upaya manajemen yang lebih detail, mengingat tidak adanya sarana tiket.
"Kami bersama-sama dengan Kakorlantas Polri dan juga Menko PMK sudah koordinasi bagaimana mudik kali ini yang signifikan. Dari catatan yang kami riset, akan mudik 22 persen menggunakan mobil pribadi, 20 persen sepeda motor," tuturnya.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa terkait mudik jalur darat diperkirakan akan terjadi penumpukan di Tol Cipali dan Merak sehingga pemerintah disebutnya mengimbau agar para pemudik tidak menggunakan sepeda motor untuk pulang ke kampung halaman karena berbahaya.
"Kami berkoordinasi dengan polisi, Korlantas, bahwa tingkat kecelakaan tertinggi adalah menggunakan kendaraan [sepeda] motor. Apalagi yang ditempuh itu kira-kira 3 jam sampai 10 jam, jadi melelahkan sekali sehingga diharapkan tidak menggunakan ini," katanya.
Dia menegaskan, pihaknya tidak tinggal diam dalam mencegah pemudik menggunakan sepeda motor, yakni dengan menyediakan mudik gratis sebanyak 500 bus serta menggunakan kereta api dan kapal laut.
"Paling tidak, dari Kemenhub menyiapkan 500 bus. Saya harap kementerian lain dan swasta juga melakukan mudik gratis, paling tidak untuk kalangan mereka sendiri agar tidak membebani apa yang kami programkan," ujarnya.
Di sisi lain, Budi juga mengatakan bahwa puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-1 hingga hari H lebaran. Oleh sebab itu, pemerintah turut mengimbau masyarakat yang akan mudik agar memilih waktu dengan bijak.
"Kunci dari mudik agar tidak macet dan menolong pemerintah, yakni tentukan waktu yang tepat, lebih awal dari 19 April, atau setelah Lebaran dan sebagainya," katanya.
Tak hanya itu Budi Karya mengatakan, kepadatan di Tol Cipali diprediksi akan terjadi sejak H-3 Lebaran. Meski begitu, pemerintah sudah menyiapkan rencana dalam mengurai kepadatan kendaraan saat arus mudik.
"Rekayasa dilakukan baik one way, contraflow atau ganjil-genap. Tapi ini [ganjil-genap] butuh kehati-hatian mengingat tujuan Medan, Palembang, akan tersendat tapi masih akan didiskusikan. Ini akan kita diskusikan skema visi rasio kapasitas per volume. Jadi jumlah kapasitas dan volume per hari itu 0,6. Kalau naik 0,8 sudah rendet [sangat pelan] dan 1 itu macet," ucapnya.
Lebih jauh, Budi mengatakan, berdasarkan hasil analisa mereka, pemudik 2023 banyak berasal dari Jawa Timur. Namun, tujuan yang akan paling banyak dikunjungi adalah Jawa Tengah.
"Kami mencatat asal mereka mudik dari Jatim. Tapi tujuannya banyak Jateng. Karenanya memang jalur Cipali satu titik yang paling tinggi tingkat kemacetannya dan menggunakan rekayasa lalin yang insentif,” pungkas Budi.