Bisnis.com, JAKARTA — Dalam upaya memperbaiki hubungan yang sudah lama retak, Jepang mengakhiri pembatasan ekspor ke Korea Selatan.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri mengatakan pada Kamis (23/3/2023), secara resmi meringankan persyaratan lisensi pada polimida berfluorinasi, hidrogen fluorida, dan fotoresis.
Dia juga menambahkan bahwa langkah pada keputusan tersebut akan mulai diberlakukan pada hari yang sama.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (23/3/2023), pembatasan mengancam akan merugikan beberapa perusahaan terbesar Korea Selatan dan berpotensi mengganggu rantai pasokan global.
Adapun pembatasan ekspor dari Jepang tersebut dimulai pada 2019, di mana perselisihan kedua negara mencapai puncak terpanas. Sebagaimana diketahui ketegangan antara kedua negara dipicu oleh pembahasan mengenai kompensasi yang diberikan oleh Jepang kepada korban di Korea Selatan.
Pembatasan ekspor tersebut sedikit memengaruhi pengiriman bahan khusus yang digunakan dalam gadget, salah satunya iPhone milik Apple Inc. Akan tetapi hal ini dianggap sebagai ancaman bagi Korsel dan memperkeruh hubungan kedua negara.
Baca Juga
Saat ini kedua negara memiliki prioritas kepentingan untuk meredakan tensi hubungan. Hal ini sehugungan dengan menguatnya kongsi Amerika Serikat di Asia untuk melawan China dan Korea Selatan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Senin (20/3/2023), presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan bahwa dia telah mengembalikan Jepang ke dalam daftar mitra dagang terpercaya.
Keputusan tersebut mendapat respon dari Jepang yang akan melakukan hal sama dengan tetangganya tersebut.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa dia akan mengundang Yoon untuk mengambil bagian dalam diskusi penjangkauan di puncak negara demokrasi Kelompok Tujuh, yang akan berlangsung di Hiroshima pada bulan Mei mendatang.
Pada awal bulan ini, Yoon telah mengunjungi Jepang untuk menghadiri pertemuan puncak yang pertama setelah 12 tahun.