Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Kekhawatiran Staf Credit Suisse pada Masa Depan Bank usai Diakuisisi UBS

Karyawan Credit Suisse di Asia memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap kelangsungan bisnis setelah UBS mengakuisisi bank berusia 167 tahun itu tersebut.
Gedung kantor Credit Suisse Group AG pada malam hari di Bern, Swiss, pada Rabu (15/3/2023). Bank sentral dan regulator keuangan Swiss mengatakan Credit Suisse Group AG akan menerima bantuan likuiditas jika diperlukan untuk memulihkan kepercayaan terhadap bank setelah sahamnya merosot ke level terendah sepanjang masa./Bloomberg-Stefan Wermuth
Gedung kantor Credit Suisse Group AG pada malam hari di Bern, Swiss, pada Rabu (15/3/2023). Bank sentral dan regulator keuangan Swiss mengatakan Credit Suisse Group AG akan menerima bantuan likuiditas jika diperlukan untuk memulihkan kepercayaan terhadap bank setelah sahamnya merosot ke level terendah sepanjang masa./Bloomberg-Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA – Karyawan Credit Suisse di Asia memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap kelangsungan bisnis setelah pesaingnya, UBS, mengakuisisi bank berusia 167 tahun itu tersebut.

"Saya tidak tahu apakah saya harus tinggal, pergi, atau haruskah saya mempertimbangkan pilihan saya sekarang?" kata seorang bankir yang berbasis di Asia Tenggara, Senin (20/3/2022).

Melansir Reuters pada Selasa (21/3/2023), para bankir juga menyuarakan tekanan dari klien untuk memberikan jawaban dalam waktu 24 jam atas pertanyaan tentang kesepakatan UBS.

Pada Minggu (19/3/2023), otoritas Swiss menyelesaikan proses akuisisi Credit Suisse oleh UBS senilai 3 miliar franc swiss yang didukung oleh miliaran dana negara.

Credit Suisse mempekerjakan 50.000 orang secara global di seluruh lini bisnis manajemen keuangan, perbankan investasi, dan manajemen aset. Bank ini memiliki lebih dari 150 kantor di 50 negara. 

Seiring berjalannya waktu, Credit Suisse terus kehilangan pasarnya, sebab, UBS dan beberapa bank AS memiliki modal besar dalam bisnis perbankan investasi dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, Credit suisse tetap menjadi pengelola keuangan terbesar kedua di Asia, di belakang UBS.

"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan melihat kami mengakhiri warisan kami dengan cara ini," kata seorang karyawan senior Credit Suisse yang berbasis di Singapura.

Manajemen Credit Suisse menginfokan pada staf bahwa untuk saat ini, secara operasional aset kekayaannya terpisah dari UBS.

Credit Suisse mengatakan akan tetap melanjutkan konferensi investasi tahunannya yang dimulai di Hong Kong pada hari Selasa, meskipun media tidak lagi diundang.

“Saya tidak tahu apa artinya tetap melanjutkan 'bisnis seperti biasa' ketika kami bahkan tidak yakin pekerjaan kami akan ada di sana," kata seorang karyawan yang berbasis di Hong Kong.

Asosiasi Karyawan Bank Swiss pada Senin (20/3) meminta UBS meminimalisir PHK.

Sumber UBS dan Credit Suisse mengatakan Asia Tenggara adalah salah satu kawasan di mana bank-bank memiliki paling banyak tumpang tindih dalam tim manajemen kekayaan dan perbankan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper