Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian tindakan darurat untuk mengantisipasi krisis yang lebih luas akibat ambruknya Silicon Valley Bank (SVB).
Regulator AS mengatakan bahwa nasabah bank dari SVB akan kembali memiliki akses ke semua simpanan mulai hari ini, Senin (13/3/2023).
Pihak regulator AS juga menyiapkan fasilitas baru untuk memberi akses ke dana darurat. Sementara itu, The Fed (Federal Reserve System) mulai mempermudah bank untuk meminjam darinya dalam keadaan darurat.
Mereka juga bergerak cepat untuk menutup SVB di New York, yang mendapat tekanan dalam beberapa hari terakhir, seperti dilansir dari Reuters, pada Senin (13/3/2023).
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Menteri Keuangan dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS bekerja sama dengan regulator perbankan untuk mengatasi masalah di bank tersebut, pada Minggu (12/3/2023) malam.
"Orang-orang Amerika dan bisnis Amerika dapat yakin bahwa simpanan bank mereka akan tersedia saat mereka membutuhkannya," kata Biden.
Baca Juga
Dia menekankan bahwa pemerintah AS berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban atas kekacauan tersebut, dan memperkuat pengawasan terhadap regulasi bank-bank besar.
"Saya dengan tegas berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kekacauan ini dan melanjutkan upaya kami untuk memperkuat pengawasan dan regulasi bank-bank besar sehingga kami tidak berada dalam posisi ini lagi," lanjutnya.
Pengumuman dari regulator AS datang tepat setelah kontrak berjangka AS mulai diperdagangkan di Asia. Investor mengirim saham berjangka S&P 500 AS naik 1,2 persen, sementara Nasdaq berjangka naik 1,3 persen.
Kepala strategi pasar di Corpay di Toronto, Karl Schamotta mengatakan bahwa langkah dari Departemen Keuangan dan FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation) akan menekan kegagalan di seluruh sektor perbankan.
"Kami pikir langkah-langkah yang diambil oleh Fed, Departemen Keuangan dan FDIC akan secara tegas mencegah kegagalan di seluruh sektor perbankan regional," katanya.
Menurutnya, langkah tersebut akan berkontribusi pada tingkat volatilitas yang lebih tinggi, dan para investor akan mengawasi dengan hati-hati.
"Tapi, adil atau tidak, langkah itu akan berkontribusi pada tingkat volatilitas latar belakang yang lebih tinggi, dengan investor mengawasi dengan hati-hati celah lain yang muncul saat pengetatan kebijakan Fed berlanjut," lanjutnya.
Intervensi pemerintahan Biden menggarisbawahi upaya tanpa henti dari The Fed dan bank sentral utama lainnya untuk menekan inflasi, dan memberi tekanan pada sistem keuangan dan pasar global.
Silicon Valley Bank (SVB) ialah andalan dari ekonomi pemula selama puluhan tahun, dengan adanya risiko yang sangat rentan.
Akan tetapi, seiring dengan kegagalan bank itu, membuat kekhawatiran akan bank regional lain yang juga memiliki kesamaan dapat mengalami hal serupa dan meluas dengan cepat.
Sementara itu, The Fed siap untuk terus menaikkan suku bunga, investor mengatakan sistem keuangan mungkin belum sepenuhnya keluar dari masalah. The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
Kepala Eksekutif Tallbacken Capital Advisors Michael Purves mengatakan bahwa ke depannya akan tetap menghadapi banyak risiko.
"Apa yang harus diharapkan oleh investor besok dan seterusnya adalah bahwa kita akan menghadapi banyak risiko peristiwa, masih akan ada pertanyaan dengan bank regional lainnya," ujarnya.