Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kerap menerima keluhan dari petani terkait ketersediaan pupuk. Dia pun menjelaskan bahwa kesulitan ketersediaan pupuk saat ini dialami oleh semua negara di dunia.
Hal itu lantaran pasokan bahan baku pupuk terhambat akibat imbas perang Rusia dan Ukraina. Sulitnya pasokan pupuk itu pun membuat harga pupuk dalam negeri ikut terkerek.
"Supaya para petani tahu, kesulitan pupuk terjadi di semua negara karena suplai bahan bakunya dari Rusia, dari Ukraina. Mereka baru perang sehingga dunia saling kesulitan. Kalau suplainya kurang, kemudian yang terjadi pasti harganya naik," ujar Jokowi saat bertandang ke Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung dikutip dari laman YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/3/2023).
Guna mengatasi persoalan ketersediaan pupuk, pemerintah tengah mendorong pembangunan pabrik pupuk di dalam negeri.
Jokowi menyebut baru-baru ini dirinya meresmikan pabrik pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK) milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh. Kehadiran pabrik tersebut menambah produksi pupuk sekitar 500.000 ton.
Selain itu, Jokowi mengungkapkan bahwa pabrik pupuk baru juga segera dibangun tahun ini di Papua Barat.
Baca Juga
“Mungkin tahun ini kita akan buka lagi industri pupuk di Papua Barat,” tutur Jokowi.
Dia menuturkan, provinsi tersebut dipilih untuk lokasi pembangunan pabrik pupuk baru lantaran memiliki cadangan gas yang cukup untuk mendukung operasional pabrik. Tidak hanya itu, menurutnya, sebagian bahan baku pupuk ini juga ada di Papua Barat.
Namun, pembangunan pabrik pupuk tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Impor pun menjadi tak terhindarkan.
“Tetapi itu pun nanti sudah kita itu masih juga belum cukup, masih impor, banyak bahan baku yang kita harus impor,” imbuh Jokowi.