Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Indonesia Berpotensi Defisit Beras Selama 9 Bulan Tahun Ini

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan pada tahun ini Indonesia akan mengalami defisit beras selama 9 bulan.
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan pada tahun ini Indonesia akan mengalami defisit beras selama 9 bulan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Bapanas, defisit beras terjadi pada Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono mengungkapkan, pada tahun ini kebutuhan beras nasional diperkirakan melampaui jumlah ketersediaan beras di dalam negeri.

"Prognosa produksi dan ketersediaan beras kami menunjukkan 9 bulan ini defisit. Tapi ini data sementara, artinya data ini bergerak setiap bulan sesuai update dari BPS," ujarnya dalam diskusi virtual pada Jumat (3/3/2023).

Dia menambahkan, berdasarkan data sementara tersebut, pada Februari sampai April, Indonesia akan mengalami surplus, yaitu pada saat panen raya.

Maino menyebutkan, prediksi sementara total produksi beras pada 2023 sekitar 55 juta ton. Pada Januari 2023, telah terjadi defisit sebanyak 815.775 ton. Namun, pada Februari terjadi surplus sebanyak 1,04 juta ton, Maret sebesar 3,28 juta ton, dan April sebanyak 1,52 juta ton.

Kemudian Mei 2023, Indonesia diproyeksi akan kembali mengalami defisit beras sebanyak 383.936 ton, lalu Juni 182.039 ton, Juli 76.527 ton, Agustus 413.976 ton, September 188.99 ton, Oktober 343.703 ton, November 728.245 ton, dan Desember 1,29 juta ton.

Menurut Maino, proyeksi defisit itu adalah perkiraan konsumsi bulanan berkisar 2,6 juta ton secara nasional. Untuk konsumsi langsung rumah tangga ditaksir berkisar 1,8-1,9 juta ton per bulan. Sisanya, konsumsi di luar rumah tangga seperti hotel, restoran dan kafe (horeka).

Dia mengungkapkan, dengan banyaknya bulan defisit tahun ini, Bapanas memiliki tantangan dalam menjaga stabilitas harga beras.

"Karena ini sangat berpengaruh dengan harga. Hari ini pun masih tinggi [harga beras] meski mulai melandai. Pengalaman tahun 2022 jadi antisipasi untuk upaya stabilisasi harga beras. Kami akan melakukan evaluasi setiap bulan," kata Maino.

Sementara itu, harga beras di rata-rata pasar nasional mulai mengalami penurunan tipis di rata-rata pasar tradisional Indonesia. Melansir Panel Harga Badan Pangan Nasional pada Jumat (3/3/2023), harga beras premium turun 0,30 persen dibanding seminggu lalu jadi Rp13.470 per kg dan medium turun 0,25 persen jadi Rp11.780 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper