Bisnis.com, JAKARTA – Volume pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek seluruh lintas telah mengalami kenaikan pada awal 2023 dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya menjadi total 10,44 juta penumpang.
VP Corporate Secretary KAI Commuter (KCI) Anne Purba menyebutkan lintas Bogor mencatatkan volume pengguna terbesar dibandingkan dengan lintas lainnya sebesar 10,44 juta penumpang pada Januari 2023. Perolehan tersebut naik dibandingkan perolehan Januari 2022 sebesar 6,92 juta penumpang dan 5,86 juta pengguna pada Januari 2021 lalu.
Selanjutnya, volume pengguna pada lintas Bekasi mencapai 5,98 juta penumpang. Catatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,64 juta pengguna dan 1,44 juta penumpang pada Januari 2021.
“Sementara itu, volume pengguna di lintasan Tangerang mencapai 1,56 juta penumpang, naik dibandingkan catatan pada Januari 2022 sebanyak 1,01 juta pengguna serta 897.168 orang pada Januari 2021,” kata Anne dalam keterangan resmi, Senin (27/2/2023).
Kemudian, lintasan Serpong mencatatkan volume pengguna KRL Commuterline sebanyak 4,52 juta penumpang. Jumlah tersebut juga naik dibandingkan dengan perolehan Januari 2021 dan 2022 masing – masing sebanyak 2,85 juta serta 1,78 juta.
Adapun, lintasan Tanjung Priok mencatatkan volume pengguna sebanyak 188.363 penumpang berbanding 160.236 pengguna pada Januari 2021 dan 88.342 pengguna pada Januari 2022.
Baca Juga
Anne menjelaskan, KRL tidak hanya membantu mobilitas warga yang beraktivitas di Jabodetabek hingga Solo dan Yogyakarta. Dia menyebutkan, moda transportasi ini juga memiliki andil dalam membantu pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di kota-kota yang terjangkau kereta berbasis listrik tersebut.
“Moda transportasi ini menjadi andalan semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat akar rumpu,” jelasnya.
Terlebih lagi, profil pengguna KRL sejauh ini sebagian besar adalah masyarakat yang memiliki kepentingan dengan aktivitas ekonomi. Selain digunakan kalangan pekerja kantoran, KRL juga digunakan oleh masyarakat pekerja informal.
KRL juga digunakan oleh pekerja perempuan dan masyarakat akar rumput yang berasal dari berbagai daerah penyangga seperti Rangkasbitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan Cikarang. Kelompok masyarakat ini juga telah merasakan dampak kehadiran KRL dalam membantu kegiatan perekonomian.
Sebagai catatan, sebagian besar penumpang dari daerah penyangga tersebut mengandalkan KRL untuk memasuki Jakarta. Anne menjelaskan selain karena tarif yang sangat terjangkau, akses masyarakat ke stasiun-stasiun juga mudah.
“Sebut saja dari Rangkasbitung ke Tanah Abang, sepanjang lintas itu saja terdapat 17 stasiun yang seluruhnya aktif menjadi titik menjembatani masyarakat untuk ke Jakarta.,” jelas Anne.
Dari jumlah tersebut, dalam kurun 2021-2023, di lintas Rangkasbitung ke Jakarta dan sebaliknya, tercatat lima stasiun paling aktif. Kelimanya mencakup Stasiun Rangkasbitung, Rawabuntu, Kebayoran, Sudimara, dan Palmerah.
Adapun, di Stasiun Palmerah volume penumpang mencapai 7.263.677 dalam kurun 2021 hingga awal 2023. Sementara itu, rata-rata penumpang dari Rangkasbitung adalah kalangan pekerja dan mahasiswa dan volume penumpang dari jalur ini telah mencapai 4,5 juta penumpang.