Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) akan memindahkan kegiatan operasional penerbangan internasionalnya ke Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan pada Jumat (24/2/2023), penerbangan internasional AirAsia akan berpindah dari Terminal 3 ke Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kegiatan operasional pada Terminal 2F akan resmi dimulai pada 7 Maret 2023 mendatang.
“Tamu AirAsia dengan penerbangan rute internasional dari dan ke Jakarta akan berangkat dan tiba di Terminal 2F mulai tanggal 7 Maret 2023 dan seterusnya,” jelas Manajemen AirAsia Indonesia.
Sementara itu, penerbangan dengan rute domestik perusahaan tidak mengalami perubahan dan masih tetap beroperasi di Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
AirAsia menyarankan seluruh penumpang untuk memeriksa email dan SMS-nya untuk mendapatkan notifikasi terkait perubahan ini. Penumpang juga diimbau untuk melakukan check-in dan mencetak kembali boarding pass-nya melalui aplikasi AirAsia Super App atau situs web airasia.com
Adapun, untuk informasi terkait lokasi dan pilihan transportasi dari dan menuju Terminal 2F, penumpang dapat mengakses situs web Bandara Internasional Soekarno-Hatta di soekarnohatta-airport.co.id.
Baca Juga
Sebelumnya, AirAsia Indonesia berencana menambah sebanyak enam unit pesawat pada 2023. Direktur Utama CMPP Veranita Yosephine Sinaga menjelaskan, penambahan pesawat dilakukan untuk menangkap peluang pemulihan sektor penerbangan pada 2023. Hal tersebut sejalan dengan pulihnya industri penerbangan dan meningkatnya minat masyarakat untuk bepergian.
Vera mengatakan, perusahaan akan menambah jenis pesawat Airbus A320 yang banyak digunakan perusahaan.
"Target total pesawat yang kami operasikan pada 2023 adalah 32 unit, lebih banyak dari masa sebelum pandemi pada 2019 sebesar 28 unit," katanya pada pekan lalu.
Adapun, saat ini AirAsia memiliki sebanyak 26 unit pesawat, dengan 19 diantaranya operasional. Vera mengatakan, armada perusahaan yang belum beroperasi disebabkan oleh keterbatasan onderdil (spare part) pesawat tipe A320 yang dioperasikan CMPP.