Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Kilang Minyak Lamban, Menteri ESDM: Margin Tipis

Program pengembangan dan pembangunan kilang minyak baru yang menjadi proyek strategis nasional masih berjalan lamban.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui pengembangan kilang minyak mentah di dalam negeri relatif berjalan lamban.

Kendati program pengembangan dan pembangunan kilang baru telah lama masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN), Arifin menuturkan, sebagian proyek belum kunjung masuk ke tahap rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). 

“Kendala di kilang kan banyak, investasi yang besar, marginnya katanya tipis-tipis saja, kemudian jaminan pasokan bahan bakunya,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/2/2023). 

Apalagi, kata Arifin, harga minyak mentah di dalam negeri relatif bergerak stabil yang membuat pasar kilang domestik dianggap tidak menguntungkan. 

Dia mengatakan, pemerintah telah berupaya untuk mendorong kemudahan dan insentif guna mendorong investasi baru pada PSN kilang tersebut. 

“Diharapkan dengan kemudahan-kemudahan ini bisa memberikan daya tarik buat investor untuk masuk,” tuturnya. 

Seperti diketahui, kilang minyak menjadi salah satu program prioritas awal Presiden Jokowi Widodo atau Jokowi pada periode pertama pemerintahannya 2014 lalu. 

Sebelumnya, Pertamina mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp15,18 triliun (asumsi kurs Rp15.189 per US$) untuk pengembangan dan pembangunan kilang baru tahun ini. 

SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan, alokasi investasi itu sebagian besar bakal difokuskan untuk percepatan penyelesaian program Refinery Development Master Plant (RDMP) Balikpapan yang ditarget beroperasi atau commissioning pada akhir tahun depan. 

“Balikpapan sebagian akan selesai partially tahun ini, sudah dari targetnya itu, kita commissioning sebagian bisa di 2024,” kata Daniel saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/2/2023). 

Adapun, proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260.000 barel per hari  menjadi 360.000 bpd itu sudah menunjukkan kemajuan konstruksi hingga 60 persen pada awal tahun ini. 

Nantinya, kompleksitas Kilang Balikpapan akan ikut terkerek ke poin 8.8 dari posisi saat ini di kisaran 4.4. Sementara itu, kualitas produk dari Kilang Balikpapan ditargetkan sudah setara dengan EURO 5.

Di sisi lain, Daniel mengatakan, proyek pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) Tuban belakangan dipastikan tertunda dari rencana operasi 2027 mendatang. 

“Tertunda karena perang, sekarang sedang kita usahakan supaya ini bisa lebih pasti lagi karena memang tidak gampang ya, kapan perang ini selesai,” kata dia. 

Dengan demikian, kata dia, porsi investasi belum diarahkan pada pengerjaan kilang baru yang dikerjasamakan dengan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft tersebut. 

Adapun, proyek kilang baru itu diperkirakan membutuhkan dana mencapai US$13,5 miliar atau setara dengan Rp205,05 triliun. Nantinya, kilang Tuban bakal memproduksi 300.000 barel minyak per hari (bph) dengan kualitas produk EURO 5. 

“Karena GRR belum mulai konstruksi investasi itu akan besar serapannya kalau sudah kontruksi sekarang ini kan masih penyiapan lahan, belum ada pengadaan barang kilangnya,” kata dia. 

Tingginya harga minyak di pasar global menjadi momentum pemerintah untuk mengevaluasi proyek kilang di dalam negeri, apalagi Pertamina baru saja melakukan penyesuaian harga BBM dan LPG nonsubsidi. Kebijakan ini dilakukan di tengah depresiasi rupiah sehingga berisiko mengerek nilai impor BBM dan LPG. 

Pertamina membutuhkan dana investasi senilai US$40 miliar atau sekitar Rp569,44 triliun (kurs Rp14.236 per US$) untuk bisa menyelesaikan proyek-proyek kilang yang tengah dijalankan. Dalam portofolio bisnisnya, terdapat 14 proyek kilang yang ditargetkan rampung hingga 2027. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper