Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Kembali Tegaskan Komitmen Tekan Inflasi hingga 2 Persen

Presiden The Fed Bank of New York John Williams mengatakan pengetatan kebijakan diperlukan agar dapat tercapainya keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa, (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa, (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) menekankan pentingnya komitmen bank sentral untuk mencapai target inflasi 2 persen.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (23/2/2023), Presiden The Fed Bank of New York John Williams mengatakan pengetatan kebijakan moneter diperlukan agar dapat tercapainya keseimbangan antara penawaran dan permintaan guna menurunkan tekanan harga.

Para pejabat the Fed telah mengindikasikan bahwa besar kemungkinan suku bunga akan naik lagi dari yang diperkirakan sebelumnya, menyusul kenaikan inflasi dan adanya gejolak pasar tenaga kerja bulan ini.

"Tugas kami adalah untuk memastikan bahwa The Fed mengembalikan stabilitas harga yang merupakan fondasi dari sebuah perekonomian yang kuat." Jelasnya sebagaimana dilansir dari Bloomberg.

Williams menjelaskan permintaan yang kuat dalam ekonomi AS terus melebihi pasokan. Hal ini menunjukkan tekanan harga yang terus-menerus di sektor jasa, tidak termasuk makanan, energi, dan tempat tinggal.

Tak hanya itu, dia juga menyampaikan permintaan barang yang terus berlanjut, serta masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung dalam ekonomi global, dapat membuat harga tidak turun secepat yang diperkirakan beberapa pihak.

Dalam kesempatan lain, Presiden the Fed St Louis James Bullard mengatakan ekonomi AS terbukti lebih tangguh dari yang diperkirakan dan memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai 5,375 persen.

Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 31 Januari-1 Februari 2023 ke kisaran 4,5-4,75 persen.

Kenaikan tersebut lebih kecil dari kenaikan 50 basis poin pada Desember dan empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut sebelumnya.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan dengan laju tercepat sejak awal 1980-an dalam upaya untuk membendung inflasi yang sangat tinggi.

Bullard dan koleganya Loretta Mester dari Fed Cleveland telah mengungkapkan dukungan untuk mencapai puncak kenaikan suku bunga dengan cepat dan mengindikasikan mereka mungkin mendukung kenaikan yang lebih besar pada pertemuan terakhir.

Notulensi dari pertemuan FOMC yang dirilis hari ini juga menunjukkan bahwa beberapa pejabat The Fed juga akan memilih kenaikan yang lebih besar dari perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper