Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan bongkar biang kerok Minyakita bisa menjadi langka di pasaran.
Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf menuturkan, Minyakita memang berkurang stoknya lantaran cepat terserap masyarakat. Selain itu, kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO) yang terus menurun sejak Desember 2022.
“Kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh pemenuhan DMO yang terus menurun, terutama Minyak Kita, sejak bulan Desember 2022 dan mencapai titik terendah pada bulan Januari 2023,” kata Helfi kepada Bisnis.com, Senin (20/2/2023) malam.
Lebih lanjut dia menuturkan, turunnya pasokan DMO tersebut disebabkan oleh tingginya hak ekspor yang dimiliki eksportir. Di saat yang bersamaan, permintaan ekspor dari luar negeri sedang melemah.
Seperti diketahui, Minyakita masih langka di sejumlah pasar rakyat. Bahkan, sejumlah pedagang mengaku sudah berminggu-minggu tidak mendapat pasokan minyak goreng besutan pemerintah itu.
Pun tersedia, pedagang terpaksa menjualnya di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.
Baca Juga
Seorang pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, dirinya terpaksa menjual Minyakita kisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 untuk kemasan 1 liter.
Minyakita yang dijualnya pun tinggal kemasan 1 liter sebanyak 3 buah. Kendati demikian, dia enggan untuk menjelaskan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Sementara itu, Armira (23) mengaku sempat mendapat stok Minyakita sebanyak dua dus, masing-masing berisi kemasan 1 liter dan kemasan 2 liter. Minyak goreng tersebut diakuinya langsung ludes dalam sehari.
Kepada pembeli, minyak tersebut dijual di atas HET, masing-masing Rp17.000 untuk kemasan 1 liter dan Rp32.000 untuk kemasan 2 liter.
“Kemarin kita sempat ada, tapi cuma satu hari doang. Dikasih satu dus doang, yang 1 liter sama 2 liter, tidak tahu kapan lagi datang,” ujarnya, Senin (21/2/2023).