Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan minyak goreng besutan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yaitu Minyakita masih langka di sejumlah pasar rakyat di wilayah Jakarta Pusat.
Sarir (60), pedagang sembako di Pasar Pintu Air Petamburan, Jakarta Pusat, mengaku sudah beberapa minggu tidak kebagian stok Minyakita. Meskipun stoknya ada, tapi mau tidak mau mereka menjualnya di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter.
“Belum [dapat lagi]. [Kemarin kita jual per liter] Rp16.000,” kata Sarir saat ditemui Bisnis, Senin (20/2/2023).
Bisnis kemudian bergeser ke Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Bisnis, sejumlah pedagang sembako menjual Minyakita di kisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 per liter untuk kemasan 1 liter.
Sementara itu, untuk Minyakita kemasan 2 liter dijual di harga Rp32.000 atau lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah di Rp28.000.
Armira (23), merupakan salah satu pedagang yang mengaku tidak kebagian Minyakita. Sebagai informasi, Bisnis pada awal Februari lalu sempat mendatangi toko sembako Armira. Saat itu, Armira menyebut tempatnya hampir satu bulan tidak menjual Minyakita.
Saat dikunjungi hari ini, Senin (20/2/2023), Armira mengaku sempat mendapat stok Minyakita sebanyak dua dus, masing-masing berisi kemasan 1 liter dan kemasan 2 liter.
Minyak goreng tersebut diakuinya langsung ludes dalam sehari. Kepada pembeli, minyak tersebut dijual di atas HET, masing-masing Rp17.000 untuk kemasan 1 liter dan Rp32.000 untuk kemasan 2 liter.
“Kemarin kita sempat ada, tapi cuma satu hari doang. Dikasih satu dus doang, yang 1 liter sama 2 liter, nggak tahu kapan lagi dateng,” ujarnya.
Tak jauh dari toko sembako milik Armira, seorang pedagang yang tak ingin disebutkan namanya menyebut dirinya terpaksa menjual Minyakita di kisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 untuk kemasan 1 liter.
Dia menyebut Minyakita yang dijualnya pun tinggal kemasan 1 liter sebanyak 3 buah. Kendati demikian, dia enggan untuk menjelaskan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Sementara itu, stok Minyakita milik salah satu pedagang yang berjualan di seberang pintu masuk Ramayana juga tinggal beberapa kemasan saja.
Berdasarkan pantauan Bisnis, Minyakita kemasan 1 liter yang dipajang di toko sembakonya tinggal 4 buah saja, sedangkan untuk kemasan 2 liter tinggal 2 buah. Sayangnya, pemilik enggan untuk di wawancara.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, sebelumnya menyebut, pemerintah bersama dengan produsen migor akan meningkatkan suplai migor kemasan dan curah sebanyak 450.000 ton per bulan selama 3 bulan, mulai Februari hingga April 2023. Upaya ini juga untuk mencukupi kebutuhan masyarakat jelang Ramadan 2023.
“Mudah-mudahan Februari nanti karena akan puasa dan lebaran, mudah-mudahan membanjiri pasar sehingga di pasar-pasar rakyat ini juga bisa lagi,” kata pria yang akrab disapa Zulhas itu saat ditemui awak media di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Selain itu, Kemendag juga resmi mengeluarkan Surat Edaran (SE) No.3/2023 tentang Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat. Aturan ini dikeluarkan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng rakyat.
Setidaknya, terdapat tiga poin yang harus ditaati oleh produsen, distributor, hingga pengecer yang diatur dalam SE tersebut.
Pertama, penjualan minyak goreng rakyat harus mematuhi harga Domestic Price Obligation (DPO) dan HET. Kedua, penjualan minyak goreng rakyat dilarang menggunakan mekanisme bundling dengan produk lainnya.
Adapun, poin yang ketiga adalah penjualan minyak goreng rakyat oleh pengecer kepada konsumen paling banyak 10 kg orang per hari untuk minyak goreng curah, dan 2 liter per orang per hari untuk minyak goreng kemasan Minyakita.