Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar LNG Eropa & Asia Makin Ketat, RI Targetkan Produksi 204 Standar Kargo

Produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Indonesia pada 2023 ditarget mencapai 204 standar kargo.
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan outlook produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) mencapai 204 standar kargo pada tahun ini.

Perkiraan itu berasal dari produksi kilang LNG Bontang sebesar 80 standar kargo dan kilang LNG Tangguh mencapai 124 standar kargo. 

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, sebagian besar produksi LNG tahun ini masih diarahkan untuk pemenuhan konsumsi industri domestik. 

“Antara lain seperti rumah tangga, listrik, pupuk, dan industri dalam negeri tertentu,” kata Kurnia saat dihubungi, Senin (20/2/2023). 

Kendati demikian, Kurnia mengatakan, lembaganya masih mempelajari data-data terkait dengan permintaan dari pembeli potensial baru di tengah pasar LNG yang makin ketat sejak tahun lalu.

Dia menerangkan, permintaan baru untuk LNG dengan pembeli potensial lain di luar kontrak saat ini masih dikaji ulang untuk menyesuaikan dengan neraca gas tahun ini. 

“Permintaan dari buyer-buyer Asia dan Eropa masih dihitung ulang untuk menyesuaikan dengan gas balance terkini,” kata dia. 

Adapun, sejumlah negara belakangan mendekati Indonesia untuk mendapatkan pasokan LNG alternatif di tengah pasar komoditas energi itu yang ketat akibat permintaan yang tumbuh signifikan di Eropa. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, kementeriannya belum menyanggupi untuk pengiriman LNG pada pembeli di luar kontrak terjadwal saat ini. Tutuka menerangkan, pasokan LNG untuk domestik dan pembeli terkontrak relatif ketat saat ini. 

“Belum firm untuk permintaan baru, tapi baru bicara-bicara, tanya-tanya LNG Indonesia bagaimana, ya kita jawabanya masih ketat saat ini,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (20/2/2023). 

Tutuka mengatakan, pasokan LNG dari Indonesia relatif siap untuk memenuhi permintaan baru dari pembeli potensial pada 2026 mendatang. 

Selain pertumbuhan permintaan dari industri domestik, dia mengatakan, pemerintah masih menunggu operasi komersial dari proyek pembangunan Train 3 LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.

Proyek berkapasitas 3,8 million tons per annum (mtpa) itu kembali molor dari target operasi yang sempat dipatok pada triwulan pertama tahun ini. Belakangan proyek dengan nilai investasi mencapai US$11 miliar atau setara dengan Rp159 triliun itu diharapkan dapat beroperasi komersial pada triwulan keempat 2023. 

“Kita masih menunggu dulu perbaikan dari Tangguh, komersialisasi di kuartal IV akhir tahun ini. Kalau itu sudah ok, lumayan lah kita, tapi kita agak ketat ekspor LNG itu sampai 2026,” kata dia. 

Selepas operasi komersial Tangguh sepenuhnya, Kementerian ESDM memperkirakan lapangan itu dapat memproduksi 180 kargo LNG setiap tahunnya. Sementara itu, 75 persen produksi dari Train 3 sudah dikontrak oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. 

“Secara teknis mau diupayakan dulu akhir tahun nanti komersialisasi,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper