Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Penyumbang Surplus Neraca Perdagangan Terbesar, Ada China?

Negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar adalah Amerika Serikat dengan surplus US$1,17 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah saat menyampaikan data perkembangan ekspor dan impor Januari 2023. BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mecetak surplus US$3,9 miliar./BPS
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah saat menyampaikan data perkembangan ekspor dan impor Januari 2023. BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mecetak surplus US$3,9 miliar./BPS

Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah memaparkan surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$3,87 miliar, dengan penyumbang terbanyak dari Amerika Serikat, Filipinda, dan India. 

Perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat membukukan surplus sebesar US$1,174 miliar, terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) sebesar US$291,2 juta. 

Selain itu juga pada komoditas pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) sebesar US$182,4 juta serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$175 juta. 

Filipina menjadi negara kedua penyumbang surplus terbesar, yaitu mencapi US$909,2 juta, surplus terbesar bahan bakar mineral dari Filipina mencapai US$392,4 juta. 

Sumbangan surplus tertinggi lainnya berasal dari komoditas kendaraan dan bagiannya sebesar US$235,1 juta, dan besi dan baja sebesar US$47,3 juta. 

“Filipina surplus sebesar US$909,2 juta, terbesar pada komditas Bahan bakar mineral kode HS 27, kendaraan dan bagiannya kode HS 87, serta besi dan baja kode HS 72,” tambahnya. 

Negara lainnya yaitu India yang mencatatkan surplus sebesar US$810,5 juta,terbesar pada komoditas bahan bakar mineral kode mencapai US$439,1 juta, lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$436 juta, serta besi dan baja senilai US$109,9 juta. 

Di sisi lain, tiga negara yang menyumbang defisit terdalam pada kinerja neraca perdagangan Januari 2023, yaitu Thailand sebesar US$398,8 juta, Australia sebesar US$353,1 juta, dan Argentina senilai US$247,1 juta. Sementara itu, Indonesia mencatatkan defisit perdagangan dengan China sebesar US$67 juta. 

Tercatat, Indonesia melakukan impor mencapai US$895 juta dari Thailand, sementara kinerja ekspor ke Negeri Gajah Putih tersebut hanya US$496,2 juta. 

Secara total, nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,31 miliar pada Januari 2023, naik 16,37 persen (year-on-year/yoy), namun turun 6,36 persen dibandingkan Desember 2022 (month-to-month/mtm). 

Sementara nilai impor Indonesia untuk periode yang sama sebesar US$18,44 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mebukukan surplus sebesar US$3,87 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper