Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mecetak surplus US$3,9 miliar.
Capaian tersebut naik tipis dibandingkan dengan surplus bulanan pada Desember 2022 sebesar US$3,89 miliar. Adapun, realisasi kinerja ekspor dan impor Januari 2023 merupakan surplus beruntun dalam 33 bulan terakhir.
Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah mengatakan mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$22,3 miliar atau turun 6,36 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Jika dilihat secara tahunan, angka ekspor pada Januari 2023 naik 16,3 persen (year-on-year/yoy).
"Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$ miliar," kata M. Habibullah, Rabu (15/2/2023).
Dia menjelaskan ekspor nonmigas pada Januari 2023 mencapai 20,3 miliar atau turun 6,84 persen (mtm) jika bandingkan pada Desember 2022.
Menurutnya, penurunan terbesar ekspor nonmigas pada Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 379,7 juta atau 8,19 persen (mtm).
"Ekspor nonmigas pada Januari 2023 terbesar ke China sebesar US$5,25 miliar disusul AS US$1,95 miliar, dan Jepang US$1,89 miliar. Dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,6 persen," jelasnya.
Sementara itu, dia mengatakan nilai impor Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$18,44 miliar atau turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022 (mtm).
Meski demikian, realisasi impor mengalami kenaikan 1,27 persen dibandingkan Januari 2022 yang mencapai US$18,2 miliar (yoy).
"Impor nonmigas per Januari 2023 senilai US$15,5 miliar atau turun 6,75 persen (mtm) dibandingkan Desember 2022," ungkapnya.
Lebih lanjut, BPS mencatat penurunan impor golongan nonmigas terbesar Januari 2023 dibandingkankan Desember 2022 (mtm), yaitu mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar US$434 juta atau 14,9 persen.