Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia kembali mengalami penurunan sebesar 7,15 persen secara bulanan pada Januari 2023.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan total nilai impor Indonesia pada Januari 2023 sebesar US$18,44 miliar, turun 7,15 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau turun US$1,42 miliar dari US$19,86 miliar.
“Nilai impor Indonesia terjadi penurunan 7,15 persen menjadi US$18,44 miliar,” kata Margo dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).
Impor migas turun sehingga mencatatkan minus 9,21 persen (mtm) dari US$3,20 miliar menjadi US$2,91 miliar
Sementara itu, untuk impor nonmigas terjadi penurunan sebesar minus 6,57 persen (mtm) atau turun secara nilai US$16,66 miliar menjadi US$15,54 miliar.
Habibullah menjelaskan, penurunan secara bulanan nonmigas karena peran komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun sebesar 14,95 persen, barang dari besi dan baja turun sebesar 20,02 persen, serta instrumen optik, fotografi, sinematografi dan medis turun 37,50 persen (mtm).
Baca Juga
“Penurunan impor migas sebesar 9,21 persen dikarenakan hasi lminyak turun sebesar 14,20 persen, gas turun sebesar 12,22 perse,,” katanya.
Secara tahunan, impor Indonesia pada Januari 2023 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 1,27 persen (year-on-year/yoy).
“Pertumbuhan impor Januari 2023 secara yoy kembali meningkat setelah mengalmai kontraksi pada November-Desember 2022,” lanjutnya.
Adapun dari sisi total nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,31 miliar pada Januari 2023, naik 16,37 persen (yoy), namun turun 6,36 persen dibandingkan Desember 2022 (mtm).
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 tercatat surplus sebesar US$3,87 miliar.