Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih mengkaji permintaan sebagian pabrikan terkait dengan pembebasan bea masuk 0 persen untuk mobil listrik dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) jelang rencana investasi Tesla di Indonesia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menegaskan seluruh kebijakan terkait dengan impor CBU itu bakal diarahkan untuk penguatan struktur industri di dalam negeri.
Kendati demikian, Agus enggan menerangkan lebih lanjut ihwal arah kebijakan pemerintah menyusul permintaan serta usulan pembebasan bea masuk impor CBU mobil setrum tersebut.
“Pembebasan bea masuk CBU [EV] kebijakan kita, kita dorong untuk penguatan struktur industri,” kata Agus saat ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa (15/2/2023).
Berdasarkan data yang diterima Bisnis.com, Tesla disebutkan ingin berinvestasi di Indonesia jika pemerintah menerapkan pembebasan bea masuk di Indonesia, khususnya terkait dengan kendaraan listrik dalam bentuk utuh (CBU) dari China.
Selain itu, pemerintah diminta untuk memberlakukan pembebasan bea masuk CBU kendaraan listrik dalam perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) China dan Indonesia secara dua arah atau resiprokal.
Baca Juga
Saat ini, Tesla sedang mempertimbangkan Thailand dan Indonesia untuk rencana investasi tersebut.
Seperti diketahui, Thailand telah menerapkan bea masuk CBU dari China 0 persen yang membuat harga produk Tesla kompetitif di pasar negara tersebut.
Sebelumnya Tesla Inc. dikabarkan mendekati kesepakatan awal untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, seiring keinginan CEO Tesla Elon Musk untuk memanfaatkan cadangan logam bahan baku utama baterai di Indonesia.
Berdasarkan laporan Bloomberg, dikutip Kamis (12/1/2023), menurut orang-orang yang mengetahui hal ini, pabrik Tesla di Indonesia direncanakan memiliki kapasitas produksi 1 juta unit mobil per tahun. Hal ini sejalan dengan ambisi Tesla yang ingin semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut.
Diskusi mengenai rencana investasi Tesla itu mencakup mengenai rencana untuk beberapa fasilitas di Indonesia yang melayani berbagai fungsi, termasuk produksi dan rantai pasok.
Sumber yang tak ingin disebutkan namanya menyebut bahwa kesepakatan belum ditandatangani dan masih bisa gagal. Elon Musk dan perwakilan Tesla belum menanggapi permintaan komentar atas kabar tersebut.
Bila kesepakatan ini terealisasi, pabrik di Indonesia akan menjadi pabrik Tesla ketiga di luar pasar asalnya, Amerika Serikat. Meskipun Indonesia menawarkan potensi 675 juta konsumen di Asia Tenggara, Indonesia dinilai sebagai pasar yang sulit bagi produsen mobil global. Sebab, penjualan mobil terbesar umumnya yang seharga di bawah US$20.000.
Selama rapat pemegang saham tahunan Tesla pada Agustus lalu, Elon Musk mengatakan bahwa dia mengharapkan perusahaan pada akhirnya akan membangun 10 hingga 12 pabrik secara global. Produsen mobil listrik itu juga sedang dalam pembicaraan akhir untuk membangun pabrik perakitan EV di Meksiko tahun lalu.