Bisnis.com, JAKARTA - Anggota dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lisa Cook menilai bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan tetap teguh menekan inflasi meskipun memperlambat laju pengetatan kebijakan pekan lalu.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (9/2/2023), para pejabat the Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,5-4,75 persen pekan lalu, lebih rendah dari kenaikan 50 bps pada bulan Desember dan 75 bps pada empat pertemuan sebelumnya.
"Kami bertekad untuk menurunkan inflasi ke target kami. Jadi saya rasa kami belum selesai dengan menaikkan suku bunga, dan kita perlu menjaga suku bunga tetap tinggi." tutur Lisa dalam acara Joint Center for Political and Economic Studies.
Menurut Lisa, memperlambat laju pengetatan kebijakan akan memberikan waktu lebih banyak bagi bank sentral untuk mengevaluasi efek dari kenaikan suku bunga terhadap perekonomian.
Pernyataan Lisa tersebut senada dengan seruan oleh Ketua The Fed Jerome Powell bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan untuk mengekang inflasi.
Sementara itu, laporan ketenagakerjaan bulan Januari yang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan menunjukkan proses meredakan tekanan harga terhadap perekonomian cukup memakan waktu.
Baca Juga
Seperti diketahui, para pejabat di bulan Desember memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncaknya di 5,1 persen tahun ini. The Fed akan memperbarui perkiraan tersebut bulan depan.
Para gubernur bank sentral AS sedang berjuang untuk menurunkan inflasi sesuai dengan target mereka namun masih jauh dari harapan. Harga-harga naik 5 persen dalam 12 bulan hingga Desember, data inflasi preferensi the Fed.
"Kami berkomitmen, saya berkomitmen, untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2 persen dan kami akan tetap berada di jalur yang benar sampai kami mencapai tujuan ini," pungkasnya.