Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis ekonomi Indonesia pada 2023 akan tetap kuat, tercermin dari capaian ekonomi Indonesia 2022 yang mampu tumbuh di atas 5 persen tepatnya 5,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sri Mulyani menyampaikan tingkat pertumbuhan Indonesia 2022 jauh melampaui pertumbuhan 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen (c-to-c). Sedangkan PDB kuartal IV/2022 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) atau naik 0,4 persen (qtq) dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Alhamdulillah, meski sejak 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/2/2023).
Hal tersebut dapat terwujud dengan efektivitas kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, salah satunya akselerasi vaksinasi Covid-19.
Berbagai program pemulihan ekonomi melalui Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang didukung oleh kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional pada 2022.
Bahkan di bawah tekanan ancaman resesi dan inflasi tinggi di sejumlah negara maju, transmisi global dampak inflasi tinggi ke domestik dapat ditekan dengan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai shock absorber, salah satunya bantuan langsung tunai (BLT).
“Inflasi domestik terkendali pada level yang moderat, hanya 5,5 persen pada 2022, sehingga daya beli masyarakat dan keberlanjutan pemulihan ekonomi terjaga,” ujar Sri Mulyani.
Pertumbuhan ekonomi berjalan beriringan antara pengeluaran dan produksi. Konsumsi masyarakat sebagai kontributor terbesar PDB tumbuh kuat dari 2,0 persen (yoy) pada 2021 menjadi 4,9 persen (yoy) pada 2022.
Kinerja ekspor pada kuartal IV/2022 tumbuh 16,3 persen (yoy) juga menopang laju pertumbuhan ekonomi. Mencatatkan total surplus sepanjang 2022 sebesar US$54,5 miliar, tertinggi dalam sejarah.
Penanaman Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) tumbuh 3,9 persen (yoy) serta Pengeluaran konsumsi Pemerintah pada 2022 terkontraksi sebesar 4,5 persen, sejalan dengan turunnya belanja penanganan pandemic, berhasil menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Laju pemulihan yang sangat kuat pada 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional untuk menghadapi tantangan jangka pendek sekaligus untuk melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang.
“Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2023 masih akan tetap kuat meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global,” lanjutnya.
Indikator perekonomian terkini juga terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari 2023 tercatat naik menjadi 51,3 dari Desember 2022 sebesar 50,9.