Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa seluruh komponen pengeluaran sepanjang 2022 mencatatkan pertumbuhan yang positif, kecuali konsumsi pemerintah.
Konsumsi pemerintah pada 2022 terkontraksi sebesar 4,51 persen, seiring dengan kebijakan fiskal kontraktif yang diterapkan oleh pemerintah karena situasi pandemi Covid-19 yang semakin membaik.
Hal ini tercermin dari belanja bantuan sosial yang mengalami kontraksi pada tahun lalu.
Pada kuartal IV/2022, konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 4,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melanjutkan kontraksi kuartal sebelumnya sebesar 2,55 persen yoy.
“Pada kuartal IV/2022, seluruh komponen pengeluaran tumbuh kecuali konsumsi pemerintah yang terkontraksi 4,77 persen karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja bansos,” kata Margo dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
Margo mengatakan, penyaluran bantuan sosial pemerintah pada 2022 lebih ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM dan minyak goreng, melalui pemberian BLT minyak goreng dan BLT BBM.
Baca Juga
Dampaknya pun tercermin pada pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,93 persen pada 2022.
Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga ini menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi pada 2022, bersama dengan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 3,87 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 tercatat tumbuh sebesar 5,31 persen, menguat dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 3,7 persen.