Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Pemerintah Ganjal Pertumbuhan Ekonomi di 2022, Ini Sebabnya

Seluruh komponen pengeluaran sepanjang 2022 mencatatkan pertumbuhan yang positif, kecuali konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar 4,51 persen
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan data pertumbuhan ekonomi RI 2022. /Dok. BPS RI
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan data pertumbuhan ekonomi RI 2022. /Dok. BPS RI

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa seluruh komponen pengeluaran sepanjang 2022 mencatatkan pertumbuhan yang positif, kecuali konsumsi pemerintah.

Konsumsi pemerintah pada 2022 terkontraksi sebesar 4,51 persen, seiring dengan kebijakan fiskal kontraktif yang diterapkan oleh pemerintah karena situasi pandemi Covid-19 yang semakin membaik.

Hal ini tercermin dari belanja bantuan sosial yang mengalami kontraksi pada tahun lalu.

Pada kuartal IV/2022, konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 4,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melanjutkan kontraksi kuartal sebelumnya sebesar 2,55 persen yoy.

“Pada kuartal IV/2022, seluruh komponen pengeluaran tumbuh kecuali konsumsi pemerintah yang terkontraksi 4,77 persen karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja bansos,” kata Margo dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Margo mengatakan, penyaluran bantuan sosial pemerintah pada 2022 lebih ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM dan minyak goreng, melalui pemberian BLT minyak goreng dan BLT BBM.

Dampaknya pun tercermin pada pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,93 persen pada 2022.

Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga ini menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi pada 2022, bersama dengan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 3,87 persen. 

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 tercatat tumbuh sebesar 5,31 persen, menguat dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 3,7 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper