Pertumbuhan kuartal IV tidak sampai 5 Persen
Sementara itu bila hanya membandingkan kuartal IV/2022 dengan kuartal IV/2021, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai 5 persen. “Kami memperkirakan PDB di kuartal IV/2022 tumbuh sebesar 4,90 persen [yoy], turun dari 5,72 persen [yoy] di kuartal III/2022,” ujarnya dikutip, Minggu (5/2/2023).
Menurutnya, penurunan tersebut akibat tingginya pertumbuhan pada kuartal yang sama pada 2021 di tengah pelonggaran PPKM dari pembatasan varian Delta. Dampak melonjaknya inflasi menyusul penyesuaian harga BBM bersubsidi juga turut membuat pertumbuhan yang melambat.
Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang lesu membuat pertumbuhan PDB pada kuartal IV/2022 akan melambat.
“Kami perkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan menurun hingga di bawah 5 persen yoy karena inflasi yang tinggi memukul pengeluaran hingga taraf tertentu, membayangi dampak positif dari liburan Natal dan Tahun Baru,” tambahnya.
Sementara secara triwulanan, Faisal memperkirakan PDB kuartal IV/2022 tumbuh lebih lambat sebesar 0,28 persen (qoq) dari 1,81 persen (qoq) di kuartal III/2022.
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen (yoy), naik 1,81 persen dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga
Dalam empat kuartal terakhir atau sejak kuartal IV/2021 hingga kuartal III/2022, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen.
Sepakat dengan Faisal, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi pada kuartal IV/2022 di kisaran 4,5-5 persen.
“Adapun untuk pertumbuhan di kuartal IV/2022, akan berada di kisaran 4,5 hingga 5,0 persen [yoy],” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/2/2023).
Sebagai informasi, BPS akan mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022, hari ini, Senin (6/2/2023).