Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi RI Kuat tapi Kok Angka Kemiskinan Naik?

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan angka kemiskinan naik pada saat pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang kuat.
Dua orang anak manusia silver menyantap makanan di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (23/8/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P.
Dua orang anak manusia silver menyantap makanan di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (23/8/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah optimistis Indonesia akan menutup 2022 dengan pertumbuhan ekonomi  yang terbilang kuat, atau sebesar 5,3 persen. Ironisnya, hingga September tahun lalu angka kemiskinan malah naik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 tercatat sebesar 5,72 persen secara tahunan, melanjutkan tren positif pada kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,4 persen.

Ironisnya, BPS juga mencatatkan adanya peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 200.000 orang menjadi 26,36 juta orang pada September 2022, dari Maret 2022.

Dengan kenaikan tersebut, persentase penduduk miskin pada September 2022 meningkat sebesar 0,3 persen poin menjadi 9,57 persen terhadap Maret 2022.

BPS menyatakan, tingkat kemiskinan perdesaan yang mencapai 12,36 persen pada September 2022 sudah kembali ke level sebelum pandemi, sementara tingkat di perkotaan yang mencapai 7,53 persen masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa naiknya angka kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia.

Pada masa pandemi, tingkat kemiskinan pada September 2020 meningkat dua digit hingga menjadi sebesar 10,19 persen.

Tingkat pengangguran terbuka pada 2020 juga melonjak menjadi 7,1 persen dari tahun sebelumnya 5,2 persen.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah menggunakan instrumen APBN sebagai shock absorber untuk menangani dampak pandemi Covid-19 dan memberikan bantalan sosial bagi masyarakat rentan dengan menaikkan anggaran bantuan sosial secara signifikan.

“Kita lihat tingkat pengangguran sudah mulai turun, sekarang sudah di bawah 5 persen, di 5,9 persen. Suatu perekonomian progresnya harus terus dibuat, makanya momentumnya [pertumbuhan ekonomi] harus dijaga. Kemiskinan juga sempat melonjak, tadinya di 9,2 persen melonjak ke 10,2 persen, sekarang sudah turun ke 9,5 persen,” katanya dalam kuliah umum, Jumat (3/2/2023).

Oleh karena itu, Sri Mulyani melanjutkan saat ini pemerintah tengah menggencarkan program pengentasan kemiskinan, khususnya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Inilah kenapa kemudian Presiden Jokowi minta ke seluruh kementerian dan Pemda untuk fokus ke kemiskinan ekstrem dan stunting, karena ini yang akan menentukan pengangguran dan kemiskinan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper