Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan mencapai kisaran 4,8 hingga 5 persen.
Dia mengatakan, salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi pada 2022 adalah kurang optimalnya konsumsi pemerintah.
“Belanja pemerintah masih lambat terserap dan itu yang menjadi problem mengapa ekonomi di kuartal ke IV belum bisa tumbuh tinggi meski ada momentum libur Natal tahun baru,” katanya kepada Bisnis, Jumatt (3/2/2023).
Menurutnya, kinerja investasi dan ekspor akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi, yang didorong oleh peningkatan harga komoditas dan permintaan dari negara mitra dagang utama Indonesia.
Sementara itu, meski ada pemulihan di sisi konsumsi rumah tangga, namun tertahan oleh tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga pinjaman.
Bhima menambahkan, pergerakan industri manufaktur yang belum pulih merata di 2022 juga jadi ganjalan kenaikan kapasitas produksi, bahkan industri utama. Dia mencontohkan, industri tekstil pakaian jadi dan alas kaki tercatat mengalami penurunan permintaan.
Baca Juga
Pada kesempatan berbeda, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5,18 hingga 5,20 persen, dengan titik tengah di 5,19 persen, pada 2022.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 mungkin tidak akan mencapai 5 persen karena menghilangnya low-base effect dan harga komoditas yang lebih rendah pada akhir tahun dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya pada 2022.
“Meski demikian, perekonomian masih akan tumbuh pada wilayah positif di 4,56 persen secara tahunan pada kuartal IV/2022, sehingga membuat estimasi full year 2022 sebesar 5,19 persen,” katanya.
Riefky mengatakan beberapa indikator yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah menguatnya kinerja ekspor dan investasi sepanjang 2022.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sebesar Rp314,8 triliun pada kuartal IV/2022. Sepanjang 2022, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp1.207,2 triliun.
Realisasi investasi pada 2022 tersebut meningkat sebesar 33,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp901,02 triliun.
Selain itu, ekspor pada kuartal IV/2022 tumbuh 8,06 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, mendorong pertumbuhan ekspor keseluruhan tahun 2022 sebesar 26,11 persen.
Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan pada kuartal IV/2022 tercatat sebesar US$14,6 miliar dengan total surplus US$54,5 miliar untuk sepanjang 2022.