Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Morgan Stanley Wanti-Wanti Jangan Beli Saham Jelang Rapat The Fed, Ini Alasannya

Morgan Stanley menilai sikap investor yang mengincar saham saat pasar reli cenderung bertentangan dengan kebijakan The Fed.
Papan nama Morgan Stanley di kantornya di Paris, Prancis/ Bloomberg - Cyril Marcilhacy.
Papan nama Morgan Stanley di kantornya di Paris, Prancis/ Bloomberg - Cyril Marcilhacy.

Bisnis.com, JAKARTA – Analis Morgan Stanley memperingatkan bahwa investor yang mengincar saham saat pasar reli menjelang pertemuan kebijakan The Fed akan kecewa nantinya.

Hal ini karena sikap tersebut cenderung bertentangan dengan sikap The Fed yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 31 Januari – 1 Februari 2023.

Analis Morgan Stanley Michael Wilson mengatakan pergerakan harga saham yang lebih baik mulai meyakinkan banyak investor untuk mengikutinya dan mendorong mereka untuk berpartisipasi lebih aktif.

"Kami pikir pergerakan harga baru-baru ini lebih merupakan cerminan dari efek musiman Januari dan aksi short covering setelah aksi jual besar-besaran pada akhir Desember dan tahun yang brutal," ungkap Wilson seperti dilansir Bloomberg, Senin (30/1/2023).

Mereka mengatakan, pada kenyataannya kinerja perusahaan lebih buruk dari yang diperkirakan, terutama di sisi margin.

"Kedua, para investor tampaknya telah melupakan aturan utama 'Jangan Melawan The Fed'. Mungkin minggu ini akan menjadi pengingat," lanjutnya.

Para pejabat The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga 25 basis poin dalam pertemuan FOMC pekan ini. Langkah ini akan sejalan dengan sejumlah data terbaru yang menunjukkan bahwa kebijakan agresif the Fed untuk menekan inflasi telah berhasil.

Indeks S&P 500 telah menguat sejak musim laporan keuangan dimulai. Bahkan saat tanda-tanda perlambatan meningkat, para investor cenderung memborong saham-saham emiten yang melampaui ekspektasi dan menjual saham emiten yang gagal.

Analis Bloomberg Intelligence Wendy Soong mengatakan dinamika tersebut terkait dengan dengan upaya-upaya restrukturisasi dan rencana-rencana pemangkasan biaya perusahaan yang cenderung menciptakan lebih banyak kepercayaan diri para investor.

Di sisi lain, Wilson mengingatkan bahwa The Fed yang tidak mau beralih ke sikap yang lebih dovish, ditambah dengan kinerja pendapatan terburuk sejak 2008 cenderung membuat investor salah arah.

"Kami pikir kondisi ini akan mengarah pada babak akhir dari pasar bearish ini dalam waktu singkat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper