Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (GIAA) belum menetapkan tarif penerbangan haji 2023. Pasalnya, Perseroan masih mengkaji kemungkinan penurunan atau penaikan tarif penerbangan haji tahun ini.
Direktur PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan, saat ini ada beberapa kenaikan tarif yang diberlakukan oleh Arab Saudi, mulai dari visa petugas sampai landing charge.
“Apapun bisa dilakukan [menurunkan harga], termasuk menaikkan juga. Kalau diturunkan terus nanti kita di-PKPU [Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang] suatu hari,” kata Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat Panja BPIH Tahun 1444 H/2023 M DPR RI di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Irfan merinci kenaikan terjadi di antaranya 40 persen untuk tarif jasa operasi darat (ground handling) di Arab Saudi, kenaikan 35 persen visa petugas, adanya kenaikan untuk komponen lainnya seperti landing charge, parking charge dan passanger service charge (ABC) di Arab Saudi.
Lebih lanjut, Irfan mengatakan, pihaknya pun dalam menetapkan tarif pesawat tidak terlepas dari hal-hal yang berpotensi merugikan. Dia mencontohkan, pada 2022 Garuda mencantumkan kontrak dengan Kemenag bahwa harga avtur sebesar US$84,9 cent per liter, tapi faktanya pada musim haji dimulai harga avtur meroket jadi US$112 cent per liter.
“Jadi ini adalah konsekuensi yang harus ditanggung Garuda karena menyampaikan sebuah harga dan pada waktu itu memang Kementerian Agama minta mengajukan harga yang realisitis,” ungkap Irfan.
Menurut Irfan, hingga saat ini Garuda belum membuka penawaran resmi terkait tarif penerbangan haji 2023 kepada Kementerian Agama.
“Sampai hari ini memang kita belum pernah mencantumkan harga fix karena memang belum dibuka pembicaraan soal itu. Namun, kita selalu koordinasi dengan Kementerian Agama,” ungkapnya.
Irfan juga melaporkan Garuda Indonesia diproyeksikan akan mengangkut 103.691 calon jamaah haji dengan 15 pesawat pada 2023. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah setelah adanya finalisasi bersama Kementerian Agama.
“Diperkirakan akan ada penambahan-penambahan kloter di tempat-tempat tertentu. Untuk pesawat sendiri, kita akan gabungkan Aceh dengan Padang. Memang yang paling banyak itu Solo, karena ini Jawa Tengah, kami tidak melayani Surabaya,” paparnya.