Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa subsidi dari pemerintah menjadi langkah untuk menahan lonjakan inflasi dan suku bunga acuan di Indonesia. Tercatat inflasi Desember 2022 berada pada level 5,51 persen (yoy).
Subsidi menjadi salah satu langkah pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi kala terhantam oleh pandemi Covid-19 dan situsi global yang tidak menentu.
Bila dibandingkan dengan inflasi di negara lain pada periode yang sama, inflasi Amerika Serikat (AS) sebsar 6,5 persen, sementara Inggris mencapai 10,5 persen.
Bos BI tersebut menyebutkan langkah pemerintah melalui Undang-Undang (UU) No.2/2020 terkait burden sharing antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia berhasil menahan laju inflasi. Dari hasil sinergi tersebut, Kementerian Keuangan memberikan subsidi untuk energi dan pangan kepada masyarakat.
“Di Indonesia ada UU No.2/2020, tahun lalu kasih Rp224 triliun, semula dibeli biaya kesehatan, ternyata lebih rendah, jadi untuk kemanusiaan, makanya di awal ada subsidi. Bu Menteri [Sri Mulyani] bilang, subsidi kan gak bagus. Iya aku tahu, kalau jaman normal ,” ujar Perry dalam Infobank Starting Year Forum 2023 ‘Bauran Kebijakan Bank Indonesia di Tengah Turbulensi Ekonomi Global,’ Rabu (25/1/2023).
Bank Indonesia telah lebih dahulu memperhitungkan bila subsidi tidak diberikan pada saat harga minyak dunia tak kunjung turun yang membuat pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), inflasi di Indonesia dapat tembus hingga 15 persen.
“Kalau tahun lalu nggak dikasih subsidi berapa inflasi kita? 15 persen, kalau 15 persen, suku bunga saya 17 persen, Anda semua gulung tikar,” lanjutnya Perry dihadapan para bankir.
Alhasil, dia mengataka inflasi Indonesia bisa terjaga di 5 persen meskipun belum mampu turun ke bawah 5 persen.
Tahun ini, Perry memperkirakan inflasi secara keseluruhan dapat turun di angka 5,1-5,2 persen dengan kondisi tekanan global saat ini.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, pada 2022 pihaknya telah subsidi energi dan nonenergi sebesar Rp257,1 triliun. Untuk subsidi BBM sebesar Rp15,2 triliun untuk 16,5 juta keluarga.
Selain itu, pemerintah juga menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM untuk 20,7 juta keluarga sebesar Rp12,7 triliun.