Bisnis.com, JAKARTA – Bandar Udara Berlin, Jerman, membatalkan seluruh penerbangan komersial pada Rabu (25/1/2023) menyusul aksi pemogokan yang diorganisir oleh serikat pekerja Verdi.
Dilansir dari Bloomberg, operator bandara Berlin Brandenburg Airport menyatakan akibat aksi mogok ini, 300 pesawat tidak bisa lepas landas maupun mendarat dan 35.000 penumpang terdampak.
Sejumlah maskapai besar juga ikut terdampak, di antaranya EasyJet Plc dan Deutsche Lufthansa AG.
Juru bicara Lufthansa mengatakan bahwa maskapai menawarkan pemesanan ulang penerbangan pada hari Kamis (26/1) kepada penumpang. Selain itu, maskapai juga memberikan alternatif perjalanan kereta api.
Serikat pekerja Verdi melakukan pemogokan dengan alasan ketidakpuasan atas proposal yang dibuat dalam tiga negosiasi perundingan bersama oleh manajemen bandara.
Serikat pekerja menuntut kenaikan upah sebesar 500 euro (US$543) per bulan untuk karyawan layanan darat selama 12 bulan serta kenaikan bonus untuk personel keamanan udara yang bekerja di akhir pekan dan hari libur.
Baca Juga
Pemimpin serikat pekerja Verdi Enrico Ruemker mengatakan para pekerja kelebihan beban kerja. Namun ia memastikan tidak ada rencana aksi mogok kerja lanjutan saat liburan musim dingin yang akan berlangsung pekan depan.
"Ini adalah kesalahan maskapai penerbangan yang mengejar strategi menawarkan tiket penerbangan semurah mungkin," ungkap Ruemker seperti dikutip Bloomberg.
Gangguan penerbangan di bandara Jerman ini bukan yang pertama kali terjadi. Tahun lalu, aksi mogok juga terjadi di sejumlah bandara besar karena serikat pekerja menuntut kesepakatan kenaikan gaji untuk mengimbangi lonjakan biaya hidup akibat inflasi.
Bandara Berlin-Brandenburg dibuka pada tahun 2020 setelah sempat mengalami penundaan konstruksi selama delapan tahun. Lebih dari 19 juta penumpang terbang melalui bandara ini pada tahun 2022. Sebagai perbandingan, bandara Frankfurt menangani hampir 49 juta penumpang tahun lalu.
Lalu lintas udara kembali pulih dari pembatasan pandemi Covid-19, dipicu oleh lonjakan perjalanan wisata. Lonjakan tersebut menyebabkan kekacauan di bandara-bandara di seluruh Eropa tahun lalu setelah operator dan petugas darat berjuang untuk memenuhi lonjakan permintaan.