Bisnis.com, JAKARTA – Agenda World Economic Forum (WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss pada 16 – 20 Januari 2023 menjadi ajang bagi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk ‘merayu’ para investor.
Bahlil mengungkapkan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki Indonesia dibandingkan dengan negara Asia Tenggara (Asean) lainnya, mulai dari jumlah populasi hingga terjaganya inflasi tahun lalu.
Dia menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III/2023 menjadi salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 dengan peningkatan 5,72 persen. Adapun inflasi mampu dijangkar pada level 5,51 persen sepanjang 2022.
Hal tersebut menjadi amunisi Bahlil untuk meyakini para investor agar datang ke Indonesia. Menurutnya, selain mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Indonesia memiliki populasi tertinggi di Asia Tenggara dan menjadi salah satu negara terbaik di kawasan tersebut.
“Saya yakinkan bahwa di Asia Tenggara populasi kami paling banyak dan hari ini negara yang sekarang lagi bagus-bagusnya, ya, kami tidak bermaksud mengatakan kami [Indonesia] yang terbaik tetapi kenyataannya kami yang terbaik di sana,” pungkasnya dalam Indonesia Pavilion 2023 di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023).
Di sisi lain, misi investasi pada tahun ini difokuskan oleh pemangku kebijakan Indonesia untuk mengoptimalisasi penghiliran. Hal ini mengingat nilai investasi hilirisasi diperkirakan mencapai US$545,3 miliar dari 8 sektor prioritas dan 21 komoditas.
Baca Juga
Mengacu pada Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis Indonesia Tahun 2023 – 2035, delapan sektor prioritas tersebut adalah mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, serta kehutanan.
Bahlil memerinci potensi investasi dari mineral dan batubara dapat mencapai US$427,1 miliar, sementar minyak dan gas bumi US$67,6 miliar. Selanjutnya, sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan kelautan memiliki proyeksi nilai investasi sebesar US$50,6 miliar.
Adapun, 21 komoditas mencakup batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, rumput laut, dan garam.
“Silakan datang ke Indonesia dengan membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar. Nanti pemerintah mempunyai tugas akan mengurus seluruh perizinan dan insentifnya. Selama kalian serius kita akan kolaborasi bersama,” kata Bahlil.