Bisnis.com, DAVOS - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menegaskan investor asing yang menanamkan modal di Indonesia didorong untuk aktif berkolaborasi dengan mitra lokal untuk menciptakan efek domino dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam forum diskusi terbatas yang digelar dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss.
Bahlil hadir sebagai salah satu pembicara dalam forum diskusi terbatas bertema "Sustainable and Digital FDI" yang digelar WEF di Hotel Waldhuus, Room Jakobshorn ABC, Davos, Swiss, pada Rabu (18/1/2023). Selain Kepala BKPM Indonesia, Managing Director and CEO Invest India dan President WAIPA Deepak Bagla dan Secretary General, Digital Cooperation Organization Deemah Al Yahya juga menyampaikan pandangan kunci dalam diskusi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menegaskan bahwa komunitas global harus mendorong kesetaraan antara negara-negara berkembang dengan negara maju. Tujuannya, untuk menciptakan pemerataan pertumbuhan global dan menciptakan pertumbuhan kawasan baru.
"Bagi kami tidak ada artinya pertumbuhan yang tinggi di sebuah kawasan atau negara apabila tidak memperhatikan pemerataan pertumbuhan. Maka, konsep kami adalah harus ada kolaborasi antara pemerintah daerah, investor, FDI [foreign direct investment] dan masyarakat setempat agar tumbuh bersama-sama," paparnya, Rabu (18/1).
Bahlil mencontohkan Indonesia digugat di World Trade Organization oleh Uni Eropa karena menutup keran ekspor bijih nikel. Padahal, kebijakan itu diambil pemerintah Indonesia untuk membangun penghiliran di Tanah Air.
Dia menegaskan negara-negara yang kaya akan sumber daya alam memiliki mimpi untuk bertransformasi menjadi negara maju. Salah satu caranya ialah dengan memacu penghiliran yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, lapangan pekerjaan berkualitas, serta pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
Baca Juga
Bahlil mendorong agar negara-negara G20 konsisten dalam menerapkan paragraf 37 Bali Leaders's Declaration yang memuat tentang komitmen mendukung penghiliran.
“Tidak boleh kita sebagai negara yang sudah merdeka memiliki standar ganda. Kita harus duduk sama rendah, berdiri sama tinggi untuk kolaborasi tetapi juga setara. Ini bagian yang perlu didiskusikan dalam rangka membawa dunia ke arah yang lebih baik,” tegasnya.
Lebih terperinci, paragraf 37 komunike Presidensi G20 Indonesia pada 2022 menegaskan bahwa negara-negara G20 berkomitmen untuk menegakkan perdagangan internasional dan kerja sama investasi untuk mengatasi isu rantai pasok dan menghindari disrupsi perdagangan.
G20 meyakini bahwa perdagangan dan kebijakan iklim/lingkungan harus saling mendukung secara mutual dan WTO konsisten dan berkontribusi untuk pembangunan yang berkelanjutan.
G20 juga memahami pentingnya kerja sama internasional yang inklusif dalam hal perdagangan digital. Lebih lanjut, kebutuhan untuk promosi dan nilai tambah melalui investasi keberlanjutan dan inklusif di sektor yang memiliki produktivitas tinggi, seperti manufaktur hilir, perdagangan digital, dan jasa turut menjadi perhatian G20.
Dalam hal itu, keterkaitan antara investor asing dengan pelaku usaha terutama UMKM juga disorot oleh komunitas yang mewadahi 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Bahlil menambahkan transfer teknologi adalah bagian yang terpenting dalam rangka pemerataan untuk mmeberikan nilai tambah dalam rangka menciptakan SDGs.
“Masalahnya satu, sebaik apapun ide yang keluar dari negara-negara, terutama negara berkembang, pertanyaannya adalah apakah negara-negara maju ini mau terima idenya atau tidak?”
Menteri Investasi menegaskan bahwa Indonesia membuka pintu bagi investor asing yang ingin menanamkan modal dan mambawa teknologi. BKPM, lanjutnya, bakal mengurus seluruh perizinan selama investor memenuhi persyaratan dan regulasi Indonesia.
“Indonesia hanya mengurus investor yang serius. Kami juga siapkan tax holiday, tax allowance, sebagai stimulus atau sweetener untuk mambangun industri di Indonesia,” ucapnya.