Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa video game dan media sosial China Tencent Holdings mengatakan pihaknya telah memecat lebih dari 100 karyawan pada tahun 2022 karena kasus suap, korupsi, dan penggelapan.
Perusahaan juga memasukkan 23 perusahaan ke dalam daftar hitam bisnisnya. untuk melakukan bisnis dengan media sosial dan raksasa video game Tiongkok.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2021, Tencent memecat 70 staf dan memasukkan 13 perusahaan ke dalam daftar hitam dalam kampanye anti-korupsi perusahaan.
Beberapa kasus korupsi tahun lalu termasuk karyawan Platform and Content Group yang menjalankan portal berita Tencent, dan staf studio game Timi and Lightspeed. Mereka terbukti menerima suap atau mencuri properti perusahaan, menurut postingan WeChat oleh departemen antikorupsi perusahaan.
Lebih dari 10 karyawan yang dipecat juga dilaporkan ke polisi atas dugaan kejahatan. Dalam satu kasus, mantan pekerja produksi drama Zhang Meng dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Li Zengwang, mantan karyawan lain dari divisi berita Tencent, divonis penjara dua tahun.
“Tencent selalu mengambil bersikap tidak ada toleransi terhadap perilaku semacam itu dan tidak akan pernah lagi mempekerjakan orang-orang yang terlibat", ungkap Tencent dalam postingan tersebut seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (17/1/2023).
Baca Juga
Tencent melanjutkan, perusahaan-perusahaan lain yang terlibat dalam suap akan dimasukkan ke dalam daftar hitam dan dipastikan tidak akan mendapat kontrak kerja sama di masa mendatang.
Dalam pertemuan internal bulan lalu, pendiri dan CEO Tencent Pony Ma Huateng menyebut korupsi karyawan sebagai hal yang mencengangkan.
Ma mengatakan bahwa Tencent telah meningkatkan investigasi antikorupsi menjadi lebih cerdas dan lebih digital. Dia menambahkan bahwa sebagian besar masalah tingkat rendah dapat dilihat melalui analisis data selama audit internal. Dia juga mencatat bahwa perusahaan akan terus meningkatkan penyelidikan tahun ini.
Tencent mulai melaporkan kampanye antikorupsi pada tahun 2019 dan memberikan pembaruan pembaruan rutin sejak saat itu. Perusahaan-perusahaan teknologi besar China lainnya seperti Alibaba Group Holding dan Meituan mengikuti jejak Tencent.