Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng dua perusahaan asal Inggris untuk memuluskan kesiapan operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta–Bandung.
Kerja sama ini tertuang dalam komitmen kerja sama atau cooperation of commitment (COC) antara Kemenhub dengan PT Mott Macdonald Indonesia dan The Crossrail International, yang telah ditandatangani pada Senin (16/1/2023).
Menteri Perhubungan Budi Karya menuturkan kerja sama dengan kedua konsultan tersebut bertujuan untuk memastikan kesiapan operasional kedua proyek tersebut.
“Kedua proyek ini sedang menuju tahap akhir konstruksi, dan diharapkan kerja sama ini akan memastikan operasional kedua moda transportasi tersebut dapat dilakukan pada tahun ini dengan tingkat keselamatan yang baik,” ujar Budi Karya dalam siaran pers, Senin (16/1/2023).
Budi Karya mengatakan Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman yang baik dalam membangun infrastruktur perkeretaapian dengan berbagai teknologi dan inovasinya. Menurutnya pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki dapat dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan transfer knowledge dan alih teknologi di bidang perkeretaapian.
Adapun proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sama-sama menggunakan teknologi yang tinggi. LRT Jabodebek dikembangkan dengan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem Grade of Automation (GoA) level 3, yang memungkinkan LRT Jabodebek dioperasikan tanpa masinis.
Baca Juga
Sementara itu, Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan teknologi GSM-R yang merupakan pertama kalinya digunakan di Indonesia.
Budi Karya menambahkan, kerja sama antara Indonesia dan Inggris khususnya di sektor transportasi sudah terjalin dengan baik. Salah satunya yaitu pengembangan proyek MRT Jakarta melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dilakukan pada 2022.
“Dengan adanya kerja sama konsultasi praoperasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, diharapkan akan semakin memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara,” pungkasnya.