Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan sektor properti rumah pribadi di Singapura kembali melaju pada tahun 2023 dengan perkiraan penambahan 30-40 proyek perumahan baru, sehingga diproyeksi akan ada penambahan 10.000-12.000 unit rumah di pasar Singapura.
Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (11/1/2023) sepanjang tahun 2022, Singapura telah meluncurkan 21 proyek perumahan pribadi. Artinya, akan ada pertumbuhan pasar properti yang signifikan sepanjang tahun ini.
CEO PropNex Realty, Ismail Gafoor menyampaikan setengah dari unit ini akan berada di Rest of Central Region (RCR) yang mengacu pada area di pinggiran kota.
"30 persen lainnya diharapkan akan dibangun di Wilayah Luar Pusat (OCR) dan 20 persen lainnya di Wilayah Pusat Inti (CCR) utama," kata Ismail, dikutip Rabu (11/1/2023).
Dia memprediksi 10 proyek dapat memasuki pasar hanya dalam tiga bulan ke depan. Sementara di awal tahun ini, salah satunya sudah membuka pemasaran.
“Kami mengharapkan beberapa pembeli yang menahan pembelian karena kurangnya opsi yang sesuai sebelumnya untuk menargetkan peluncuran ini, yang akan memenuhi permintaan yang terpendam, terutama untuk rumah OCR,” harapnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Kepala Intelijen Real Estat PropertyGuru Lee Nai Jia memperkirakan harga properti di Singapura akan stabil, tumbuh lebih lambat tetapi tidak turun.
"Peluncuran baru pada tahun 2023 diperkirakan akan berjalan dengan baik, tetapi kinerja mereka sebagian besar terkait dengan opsi terbatas dalam waktu dekat," terangnya.
Laporan dari Urban Redevelopment Authority (URA) menyebutkan pada tahun ini biaya tanah dan konstruksi dapat lebih tinggi, tetapi pengembang juga cenderung meneruskan pertumbuhan harga yang lebih lambat.
Sebagai informasi, pada tahun 2022 harga rumah di Singapura turun menjadi 8,4 persen dan 10,6 persen pada tahun 2021. Hal ini seiring dengan penurunan penjualan sekitar 36 persen di tahun 2022.
Secara keseluruhan indeks properti hunian pribadi meningkat menjadi 188,2 poin pada kuartal keempat tahun lalu, naik 0,2 persen dari bulan sebelumnya.
Jumlah penjualan pada kuartal terakhir tahun 2022 turun sekitar 49 persen secara kuartal-ke-kuartal dan sekitar 60 persen secara tahun-ke-tahun.
Adapun, pelemahan harga rumah sejalan dengan proyeksi ekonomi makro yang lebih lemah dengan latar belakang kenaikan suku bunga dan inflasi. Artinya, meski stok rumah pribadi akan bertambah, namun pertumbuhan harga masih melambat.