Bisnis.com, BANYUWANGI — Bandara Husein Sastranegara akan disiapkan menjadi bandara penerbangan umum seperti Bandara Halim Perdanakusuma. Rencananya, perubahan fungsi bandara tersebut bakal dilakukan setelah kegiatan penerbangan sipil dilakukan utamanya di Bandara Kertajati, Majalengka.
PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II, sebagai operator bandara berkode BDO tersebut, membeberkan alasan di balik rencana tersebut. Hal tersebut lantaran beberapa kendala teknis yang dimiliki oleh Bandara Husein Sastranegara seperti, luas area runway pesawat terbatas yang tidak bisa diperpanjang lagi.
Oleh sebab itu, pesawat dengan badan lebar atau wide body tidak bisa mendarat di sana. Beberapa tipe pesawat seperti Boeing 777 dan Airbus 330 dipastikan tidak bisa beroperasi di bandara yang berlokasi di Kota Bandung itu.
“Maka itu sedang kami siapkan, Husein Sastranegara bisa menjadi general aviation seperti Halim. Bisa juga untuk penerbangan jarak pendek dengan pesawat propeller seperti di [Bandara] Adi Sucipto,” terang Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin di Banyuwangi, dikutip Rabu (11/1/2023).
Namun demikian, Awaluddin menegaskan bahwa Bandara Husein akan tetap membuka pelayanan penerbangan untuk berbagai kepentingan, kecuali seperti penerbangan internasional yang membutuhkan pesawat wide body.
Sementara itu, AP II akan mengalihkan pergerakan penumpang dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati. Hal tersebut sejalan dengan upaya untuk bisa mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta, khususnya untuk penerbangan menuju ke Tanah Suci.
Baca Juga
Awaluddin optimistis proses dalam mengalihkan pergerakan penumpang antara kedua bandara sekaligus perubahan fungsinya tidak akan sulit dilakukan, karena semuanya merupakan bandara kelolaan AP II.
“Kebetulan Cengkareng, Halim, Husein, Kertajati itu operatornya AP II semua, jadi tidak ada kesulitan untuk menata itu dalam konteks konsep bersarnya yaitu multiairport system. Jadi, mereka ini kan dalam satu kawasan yakni Jabodetabek yang melebar sampai ke Jawa Barat bagian barat,” tuturnya.