Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Penugasan Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra buka suara soal penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia yang merugikan negara hingga Rp17 miliar pada 2022 lalu.
“Inikan BBM ini kan barangnya fisik ya ini, kita mengawasinya juga harus dengan sistem, oleh karena itu kita perbaiki pada 2023 ini, dengan sistem subsidi tepat itu. Kalau kita menggunakan pengawasan manual itu akan sulit,” komentar Mars Ega di Gedung BPH Migas pada Rabu (4/1/2023).
Oleh karena itu, menurut Ega, pihaknya mengembangkan aplikasi MyPertamina, sistem yang akan membuat kendaraan terkoneksi dengan pemiliknya.
“Sistemnya ini kan sekarang kita koneksikan data kendaraan dengan pemiliknya, kita register itu dengan QR code, jadi sehingga bisa mendeteksi dimana dia beli berapa banyak,” tambah Ega.
Tidak hanya itu, melalui MyPertamina ini pula, menurut Ega, pihaknya bisa mengawal transaksi-transaksi yang dilakukan pengguna dan mendeteksi jika ada transaksi yang tidak wajar.
Sebelumnya, Ega mengungkap, aplikasi MyPertamina ini tengah diuji coba di 34 kabupaten/kota di Indonesia. Dalam uji coba ini, diberlakukan pembatasan 20 liter BBM bersubsidi bagi konsumen pengguna yang belum melakukan registrasi di aplikasi MyPertamina, dari semula 40 liter.
Baca Juga
“Nah, untuk kamu konsumen nonregister, sekarang ada ketentuan baru nih! Batas maksimal pengisian BBM ada di 20 liter, ya! Namun, lokasinya akan diperluas menjadi 34 kota! Biar semua kebagian!” dikutip dari Instagram resmi MyPertamina.