Bisnis.com, JAKARTA -- Berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi katalis positif bagi industri makanan dan minuman (mamin) pada momen Tahun Baru 2023. Peluang untuk meraup cuan pun diramal terbuka sepanjang kuartal I/2023.
Menurut ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, hal klasik seperti pelonjakan permintaan dinilai menjadi salah satu faktor yang memperlebar peluang profit bagi pelaku industri di pasar domestik.
"Pencabutan PPKM akan berpengaruh signifikan bagi permintaan kuartal I/2023," kata Bhima kepada Bisnis, Minggu (1/1/2023).
Namun, ramalan tersebut dinilai bisa terjadi dengan kondisi tertentu. Terutama, sinkronisasi di sisi rantai pasokan dari hulu ke hilir sehingga aktivitas produksi bisa berlangsung dengan lancar.
Hal ini tentunya menjadi masalah. Menurut Bhima, antara hulu bahan baku di sektor pertanian hingga hilir industri di pemasaran di subsektor mamin belum terkoordinasi dengan baik dengan masih vitalnya peran impor.
Sebagai contoh, lanjut Bhima, gula kristal rafinasi (GKR) yang masih sepenuhnya impor. Tahun lalu, ketergantungan RI terhadap GKR impor masih disusul oleh isu ketersediaan pasokan.
Baca Juga
Tidak adanya koordinasi yang baik antara pelaku rantai pasok tersebut dinilai memaksa para produsen mamin mencari jalan yang paling singkat untuk mengamankan stok, yakni importasi.
Namun, Indonesia tampaknya tidak bisa lagi terlalu bergantung dengan bahan baku impor untuk industri mamin ke depannya. Setidaknya, kondisi persediaan stok gula industri tahun lalu bisa menjadi pelajaran.
Belum lama ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Gloria Guida Manalu pada awal Desember 2022 mengatakan sebagian pabrik di terpaksa berhenti berproduksi karena kehabisan bahan olahan.
Gloria mengungkapkan sisa stok raw sugar rafinasi dari awal sampai dengan akhir Desember 2022 hanya mencapai 30.000 ton untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Kendati demikian, pemerintah sepertinya tidak akan serta merta menaikkan kuota raw sugar rafinasi tahun ini. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan impor gula industri tahun ini hanya naik di bawah 5 persen.
"Kemarin sudah disepakati tapi belum diputuskan kuota impor raw sugar rafinasi untuk tahun depan ada peningkatan sedikit. Namun, di bawah 5 persen," kata Putu.
Apabila persentase kenaikan tersebut jadi tercantum persetujuan impor (PI) raw sugar rafinasi 2023, maka RI berpotensi akan mengimpor sekitar 3,4 juta ton. Naik tipis dari 3,27 juta ton pada 2022.